Assalamu'alaikum Wr. Wb
Berikut adalah beberapa nasehat dari ayat al Qur’an, hadits dan
perkataan ulama yang semoga bisa menghibur setiap orang yang sedang
mengalami musibah.
Musibah Terasa Ringan dengan Mengingat Penderitaan yang Dialami Orang
Sholih
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِيَعْزِ المسْلِمِيْنَ فِي مَصَائِبِهِمْ المصِيْبَةُ بي
“Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum muslimin.”[Shahih Al
Jami’, 5459, dari Al Qosim bin Muhammad. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih.]
Dalam lafazh yang lain disebutkan.
مَنْ عَظَمَتْ مُصِيْبَتُهُ فَلْيَذْكُرْ مُصِيْبَتِي، فَإِنَّهَا
سَتَهَوَّنُ عَلَيْهِ مُصِيْبَتُهُ
“Siapa saja yang terasa berat ketika menghapi musibah, maka ingatlah
musibah yang menimpaku. Ia akan merasa ringan menghadapi musibah
tersebut.”[Disebutkan dalam Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu
‘Abdil Barr, hal. 249, Mawqi’ Al Waroq.]
Ternyata, musibah orang yang lebih sholih dari kita memang lebih berat
dari yang kita alami. Sudah seharusnya kita tidak terus larut dalam
kesedihan.
Semakin Kuat Iman, Memang Akan Semakin Terus Diuji
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ
عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ
وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا
يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ
مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan
diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat
(kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka
ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa
akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan
bersih dari dosa.”[HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi
no. 2783, Ahmad (1/185). Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At
Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Di Balik Musibah, Pasti Ada Jalan Keluar
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam
Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh:
6)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr
(kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu
segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun
sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”[Taisir Karimir
Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 929, Muassasah Ar
Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[HR. Ahmad no. 2804. Syaikh Syu’aib
Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Merealisasikan Iman adalah dengan Bersabar
‘Ali bin Abi Tholib mengatakan,
الصَّبْرُ مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا
إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَبْرَ لَهُ.
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh
karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang
tidak memiliki kesabaran.”[Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, hal. 250.]
Musibah Awalnya Saja Terasa Sulit, Namun Jika Bersabar akan Semakin
Mudah
Hudzaifah ibnul Yaman mengatakan,
إِنَّ اللهَ لَمْ يَخْلُقْ شَيْئاً قَطٌّ إِلاَّ صَغِيْراً ثُمَّ يَكْبَرُ،
إِلاَّ المصِيْبَة فَإِنَّهُ خَلَقَهَا كَبِيْرَةً ثُمَّ تَصْغُرُ.
“Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan dari yang
kecil hingga yang besar kecuali musibah. Adapun musibah, Allah
menciptakannya dari keadaan besar kemudian akan menjadi kecil.” Allah
menciptakan segala sesuatu, misalkan dalam penciptaan manusia melalui
tahapan dari kecil hingga beranjak dewasa (besar) semacam dalam firman
Allah,
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ
عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ
لِتَكُونُوا شُيُوخًا
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada
masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua.” (QS.
Ghofir: 67)
Namun untuk musibah tidaklah demikian. Musibah datang dalam keadaan
besar, yakni terasa berat. Akan tetapi, lambat laut akan menjadi ringan
jika seseorang mau bersabar.
Bersabarlah Di Awal Musibah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى
“Yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah.”[HR.
Bukhari no. 1283, dari Anas bin Malik.]
Itulah sabar yang sebenarnya. Sabar yang sebenarnya bukanlah ketika
telah mengeluh lebih dulu di awal musibah.
Pahala Orang yang Mau Bersabar Tanpa Batas
Ingatlah janji Allah,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah
tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan
bahwa ganjarannya tidak bisa ditakar dan ditimbang. Ibnu Juraij
mengatakan bahwa pahala bagi orang yang bersabar tidak bisa dihitung
sama sekali, akan tetapi ia akan diberi tambahan dari itu. Maksudnya,
pahala mereka tak terhingga. Sedangkan As Sudi mengatakan bahwa balasan
bagi orang yang bersabar adalah surga.[Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim,
Ibnu Katsir, 7/89, Dar Thoyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H.]
Akan Mendapatkan Ganti yang Lebih Baik
Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-
berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تَقُولُ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ
مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا
مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan:
“Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii
wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan
kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang
menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan
memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih
baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a
sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan
padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu
yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[HR. Muslim no. 918.]
Do’a yang disebutkan dalam hadits ini semestinya diucapkan oleh seorang
muslim ketika ia ditimpa musibah dan sudah seharusnya ia pahami. Insya
Allah, dengan ini ia akan mendapatkan ganti yang lebih baik.
Semoga yang mendapati musibah semakin ringan menghadapinya dengan
sedikit hiburan ini. Semoga kita selalu dianugerahi kesabaran dari Allah
Ta’ala.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi
sempurna.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb ..
Diselesaikan pada malam 11 Muharram 1431 H di Panggang-Gunung Kidul
(kediaman mertua tercinta)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
di muat ulang : sofyudinahmad_ab@yahoo.co.id
1 comment:
Masya Allah ,,,,
Post a Comment