Share |

Friday, May 28, 2010

^^ALFABET MENUJU KESUKSESAN^^

A : Accept.

Terimalah diri anda sebagaimana adanya.

B : Believe.

Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.

C : Care.

Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.

D : Direct.

Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.

E : Earn.

Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.

F : Face.

Hadapi masalah dengan benar dan yakin.

G : Go.

Berangkatlah dari kebenaran.

H : Homework.

Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.

I : Ignore.

Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.

J : Jealously.

Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri.

K : Keep.

Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.

L : Learn.

Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

M : Mind.

Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.

N : Never.

Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.

O : Observe.

Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.

P : Patience.

Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.

Q : Question.

Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.

R : Respect.

Hargai diri sendiri dan juga orang lain.

S : Self confidence, self esteem, self respect.

Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri membebaskan kita dari saat-saat tegang.

T : Take.

Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.

U : Understand.

Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.

V : Value.

Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.

W : Work.

Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo'a.

X : X-tra.

Usaha lebih keras membawa keberhasilan.

Y : You.

Anda dapat membuat suatu yang berbeda.

Z : Zero.

Usaha nol membawa hasil nol pula.


Bagikan
Share/Bookmark

Thursday, May 27, 2010

INTERNET: ANDA GOLONGAN YANG MANA?

INTERNET: ANDA GOLONGAN YANG MANA?
www.iluvislam.com
oleh: abuaqil
editor: azzahra_solehah



Pada masa kini secara umumnya ramai yang telah didedahkan dan berkemahiran untuk menggunakan kemudahan internet sejajar dengan perkembangan sains dan teknologi. Dengan kemudahan internet, semua kebaikan dan keburukan berada di hujung jari anda.

Terdapat tiga golongan yang menggunakan kemudahan internet ini :

Pertama : Golongan yang memanfaatkan kemudahan internet untuk menyebarkan, berkongsi atau menimba ilmu dunia dan akhirat, menambahkan pendapatan kewangan, merapatkan ukhuwwah sesama insan dan sebagainya. Semua itu boleh dimasukkan ke dalam senarai amal solehnya dan dia mendapat ganjaran untuk kebaikan dunia dan akhiratnya.

Kedua : Golongan yang menghabiskan masa berada depan komputer dengan bermain game, mendengar lagu, berborak kosong (chatting) dengan sesiapa sahaja, ‘merayau-rayau' tanpa tujuan dan yang sewaktu dengannya. Waktunya dihabiskan berjam-jam tanpa sebarang faedah untuknya.

Ketiga : Golongan yang menggunakan internet untuk memuat naik dan memuat turun gambar-gambar tidak senonoh,melawati laman-laman porno, mengumpat, menyebarkan fitnah, melaga-lagakan manusia, menghasut sehingga memutuskan hubungan silaturahim dan  memusnahkan rumahtangga, berborak menggunakan bahasa kesat dan kasar, memuat naik gambar-gambar peribadi yang mendedahkan aurat dan banyak lagi aktiviti-aktiviti di internet yang mengundang laknat dan murka Allah SWT.

Bersama-sama kita bermuhasabah. Saya dan anda golongan yang mana? Sekiranya anda golongan yang pertama, anda hebat! Anda beruntung dan berbaloi walaupun dua atau tiga jam menghadap computer.

Sekiranya anda golongan yang kedua, anda golongan yang rugi kerana masa anda dipersia-siakan tanpa sebarang faedah. Anda akan menyesal di akhirat nanti ketika berdepan dengan hisab amalan satu persatu termasuk masa yang kita habiskan.

Atau anda golongan yang ketiga? Awas!!! Dan hentikan tabiat buruk itu. Anda sedar atau tidak anda sebenarnya membuat koleksi dosa-dosa sama ada dosa besar atau dosa kecil. Dosa mengumpat dan memfitnah zaman moden ini amat mudah dilakukan. Tidak perlu bersuara atau berkumpul ramai-ramai. Hanya dengan sekali klik dosa mencurah-curah menjadi milik anda.

Mudarat internet amat besar. Kerana internet  boleh menghilangkan maruah diri seseorang, boleh meruntuhkan rumahtangga, boleh memutuskan hubungan dua sahabat dan boleh meruntuhkan sebuah kerajaan.

Konklusinya, berhati-hatilah dalam menggunakan kemudahan internet. Manfaatkan kemudahannya untuk menjana amal soleh dan kebaikan di dunia dan akhirat. Jangan kerananya menyebabkan kita menerima penghinaan dan azab yang pedih bila kembali ke kehidupan yang sebenar nanti.





Bagikan
Share/Bookmark

Nasehat Kehidupan



KETIKA MENCARI CALON
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.

KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu,tetapi menikah di hadapan Allah

KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa'kan anda, kerana anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI kerana menyia-nyiakan do'a mereka.

KETIKA MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahawa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.

KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA GOYANG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justeru semakin erat berpegang tangan

KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%

KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda,tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

KETIKA EKONOMI KELUARGA MENURUN
Yakinlah bahawa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri.

KETIKA EKONOMI BERKEMBANG
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita

KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri memerlukan pertolongan Anda.

KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemalai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahawa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak,kerana orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ....

KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahawa tidak ada seorang anakpun yang tidak mahu bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

KETIKA ADA PIL.
Jangan diminum, cukuplah suami, isteri sebagai ubat.

KETIKA INGIN AMAN DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K

1 Ketaqwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran
Source : iluvislam
oleh : everjihad



Bagikan
Share/Bookmark

Wednesday, May 26, 2010

__ Jika Belum Siap, Cintai Ia Dalam "DIAM" __



Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam ...
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya ...
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya..
 
karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..

karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu ...

ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ?????
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ...
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ....

karena dalam diammu tersimpan kekuatan ... kekuatan harapan ...
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ...
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya ?????

dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,
biarkan ia tetap diam ...

jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ...

biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu ...

Simpanlah dalam hati(SIMPATI) saja semua rasa yang ada..
Jika memang Ia menjadi Milikmu.. itu adalah hadiah kecil yang diberikan ALLAH atas setiap doa Tulus yang engkau panjatkan kepadaNya..
Tapi jika dia menjadi milik Orang lain.. bersabarlah.. karena ALLAH akan memberikan Yang terbaik untukmu..
Yakinlah bahwa engkau telah melakukan kebenaran dengan "DIAM"mu..

( http://forum.dudung.net/index.php?PHPSESSID=91e1e3db4b26d51eabb5bd7c34e41506&topic=18901.0 *dengan sedikit tambahan*) 
di kutip dari :  http://khamzalia.blogspot.com



Bagikan
Share/Bookmark

Monday, May 24, 2010

MEMINANG KETIDAK SEMPURNAAN Rembulan..




Kita hidup di penghujung jaman. Saat segala kesempurnaan telah diberikan habis pada orang-orang pilihan. Kesempurnaan kecantikan telah diberikan habis pada Sarah (istri nabi Ibrahim). Kesempurnaan ketampanan telah diberikan habis pada nabi Yusuf. Kesempurnaan akhlaq telah diberikan habis pada nabi Muhammad. Kesempurnaan iman telah diberikan habis pada nabi Ibrahim. Kesempurnaan kelembutan hati telah diberikan habis pada Aisyah. Kesempurnaan kekayaan telah diberikan habis pada nabi Sulaiman.
Segala kesempurnaan tersebut telah direguk habis oleh manusia-manusia pilihan Allah. Maka dari itu, tak mungkin ada seorang gadis yang menolak pria semisal nabi Yusuf, yang selain pria paling tampan di dunia juga memiliki kekuatan iman yang luar biasa.Dan tak mungkin pula ada seorang pria akan menyia-nyiakan gadis semisal Aisyah yang selain diberikan wajah yang cantik, umur yang muda, memiliki kelembutan hati yang luar biasa, juga ketawakalan yang tak perlu diragukan lagi.
Sayangnya, segala kesempurnaan itu telah habis terbagi pada mereka. Itulah yang menjadikan masalah cinta kita selalu klasik. Pilihan-pilihannya menjadi rumit. Ada pria tampan, tapi sayang agamanya lemah. Tapi ada pula pria shaleh, tapi wajahnya gagal untuk disebut tampan. Begitu pula dengan perempuan. Ada perempuan cantik, tapi sayang tampilan dan perilakunya tidak islami. Ada pula perempuan yang shalehah, tapi lagi-lagi wajahnya tidak begitu menarik. Ada si kaya, namun sayang miskin iman. Sebaliknya, ada si miskin, tapi taat bukan main.
Segala pesona yang kita miliki selalu pincang. Padahal untuk dapat berlari, kita membutuhkan dua kaki untuk melangkah. Inilah persoalan cinta kita. Kita selalu mengharap kesempurnaan pada orang yang ingin kita cintai padahal segala kesempurnaan telah direguk habis oleh manusia-manusia pilihan. Yang tersisa tinggallah cacat dan ketidaksempurnaan yang melekat pada diri kita.
Namun apakah karena ketidaksempurnaan itu lantas jiwa ini tak pantas mencintai dan dicintai?
Sejenak kita mengunjungi rembulan di malam hari. Lebih dekat.. Lebih dekat… Hingga kita dapat menginjakkan kaki padanya. Banyak lubang dimana-mana. Permukaan yang sama sekali tidak mulus dan rata. Sungguh pemandangan yang tak pernah membuat mata betah lekat-lekat memandangnya. Inilah ketidaksempurnaan rembulan. Namun saat kita kembali menginjakkan kaki di bumi. Betapa disini, kita dapat melihat cahaya putih menawan sang rembulan. Indah menyemburat. Menghiasi langit saat kelam.
* * *
Temuilah Tuhanmu. Kuatkan azzammu. Pinanglah ketidaksempurnaan rembulan. Jadikan pesona jiwa menjadi pilihan. Terimalah ketidaksempurnaan lahirnya. Niscaya celupan Allah akan menjadikan indah menawan pada kanvas ketidaksempurnaan itu, dengan kuas cinta yang diusung karena mengharap pertemuan denganNya.
Pesona jiwa akan selalu memberikan getaran rindu bagi si pecinta. Dengan getaran rindu inilah, cahaya cinta bisa terawat tanpa berbatas waktu dan usia. Namun jika pilihannya adalah pesona lahiriah (kecantikan, ketampanan, kekayaan) maka tunggulah hingga pesona tersebut sirna, kecantikan itu mengkerut, ketampanan itu memudar, kekayaan itu habis terkuras. Dan saat itulah, cinta yang didasarkan pada pesona yang akan sirna, maka cinta pasti habis tak bersisa.
 
Selamat meminang ketidaksempurnaan rembulan
Atau hanya bermimpi membayangkan indahnya rembulan..



Sahabat...Ketika engkau mencari kesempurnaan, maka yakinlah bahwa engkau tidak akan pernah menemukannya..! karena memang ALLAH menciptakan ketidaksempurnaan pada diri setiap Insan.. tapi ketika engkau ingin menjadi penyempurna bagi ketidaksempuraan itu yakinlah engkau akan menemukan kebahagiaan disana








Sumber: insansains.wordpress.com

dikutip : khamzalia.blogspot.com


Wednesday, May 19, 2010

Wallpaper 3D Masjid Nabawi

Wallpaper 3D Masjid Nabawi

May 15th 2010 by abu yahya | Kirim via Email


Wallpaper 3D Masjid Nabawi
Melihat lebih dekat masjid Nabawi dengan wallpaper 3 dimensi serasa berada di masjid Nabawi yang sebenarnya. Mainkan mousenya untuk mengeksplorasi dan apabila dibiarkan beberapa saat wallpaper akan bergerak sendiri.  Tekan esc untuk menjadikannya screen saver dan  keluar dari program ini.



DOWNLOAD   http://www.4shared.com/file/323EQgtM/3d_nabawi.html


Bagikan
Share/Bookmark

Sunday, May 16, 2010

Membuat Sidebar dalam Kotak yang Terpisah-pisah

Membuat Sidebar dalam Kotak yang Terpisah-pisah






sidebar
Kadang kita ingin memodifikasi template blog menjadi lebih trendy dan tidak ketinggalan zaman. Dengan catatan tanpa membebani loading blog tentunya. Banyak cara dan trik optimasi agar blog tampil lebih oke, salah satunya adalah membuat tampilan sidebar dalam kotak yang terpisah-pisah. Rekomendasinya trik blogger ini lebih bagus jika diterapkan pada template yang memiliki 2 (dua) kolom, karena akan kelihatan lebih hidup tanpa harus memikirkan perataan terhadap kolom-kolom elemen halaman sidebar. Tapi tidak menutup kemungkinan pula, apabila template yang mempunyai lebih dari 2 (dua) kolom untuk ikut serta menerapkan trik blogger ini.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

  • Login ke account blogger kamu.
  • Pilih Tata Letak --> Edit HTML.

Tips : Sebelum melakukan edit template, sebaiknya simpan dulu template kamu yang ada dengan meng-klik tulisan Download Template Lengkap. Kemudian simpan dalam harddisk atau media penyimpanan lainnya, sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kamu sudah memiliki back-up untuk mengembalikannya seperti semula.

  • Cari kode CSS sidebar antara ...

    .sidebar .widget {
    border-bottom:1px dotted $bordercolor;
    margin:0 0 1.5em;
    padding:0 0 1.5em;
    }

Tips : Kalau susah mencarinya, coba tekan tombol F3 di keyboard. Maka akan muncul menu toolbar pencarian di bawah browser (Firefox), sehingga kamu tinggal memasukkan kata yang ingin dicari.

Catatan :
Kode template tiap blog mungkin berbeda tapi cari yang memiliki kemiripan (.sidebar .widget). Atau jika belum ada maka tambahkan kode tersebut.

Modifikasi kode .sidebar .widget, seperti dibawah ini.

    .sidebar .widget {
    background:#fff;
    border:1px solid #6E6E6E;
    margin:0 0 1.5em;
    padding:0.5em;
    }

Artinya setiap widget yang kamu tambahkan dalam elemen sidebar akan dipisahkan (margin:0 0 1.5em;) sebesar 1,5em ke bawah. Kotak sidebar tersebut berlatar putih (#fff) dan memiliki garis tepi berwarna abu-abu (#6E6E6E), sedangkan jarak teks dengan tepi kotak (padding:0.5em;) sebesar 0.5em.

  • Kamu bisa membuat kotak sidebar versi kamu sendiri dengan merubah kode-kode yang berwarna merah di atas.
  • Jangan lupa di simpan

Sumber: Optimasi-Blog.blogspot.com & Kolom-Tutorial.blogspot.com

Cantumkan link ke http://forantum.blogspot.com, Terima Kasih... Membuat Sidebar dalam Kotak yang Terpisah-pisah


Bagikan
Share/Bookmark

BAGAIMANA KONSEP SEDERHANA DALAM WALIMATUL ‘URS ?

BAGAIMANA KONSEP SEDERHANA
DALAM WALIMATUL ‘URS ?

Oleh : Sri Mulyani, S.Th.I
www.almukmin-ngruki.com

“Semua manusia harus menikah, dan dan setiap menikah pasti ada event terpenting saat menikah yakni Walimatul Ursy, maka dari itu bagaimana kita bisa mengatur agar dalam Walimatul ‘Ursy itu berjalan dengan sederhana.”


Benar bahwa Rosulululloh Saw memerintahkan kepada Abdurrohman bin Auf ra untuk menyembelih seekor kambing namun tipe sahabat ini bukan tipe sembarangan, beliau termasuk dalam deretan orang banyak duit alias orang kaya di Madinah.sehingga menyembelih seekor kambing buatnya untuk sekedar mengundang makan-makan dalam sebuah walimah tentu sangat tidak ada beratnya. Sebab inti dari sebuah walimah itu adalah pengumuman atas sebuah pernikahan.berikutmya adalah doa yang di panjatkan kepada pasangan yang berbahagia.selain tentu ada makanan yang di hidangkan sesuai dengan ma’na walimah secara bahasa.[makanan[jamuan] resepsi pernikahan]

Sehingga melakukan resepsi pernikahan mungkin saja denngan makanan yang sederhana,Bahkan Rosululloh Sawdahulu pernah melakukan walimah hanya dengan dua mud gandum Riwayat bahwa Rosululloh Saw melakukan hal itu terdapat dalam hadits Bukhori yang intinya tidak ada keharusan untuk melakukan acara walimah yang terlalu membuang buang harta.Pada hal makanan yang dihidangkan itu barang kali jauh lebih di butuhkan oleh para fuqoro’ dan orang –orang miskin.Sehingga jangan sampai makanan yang kita hidangkan dengan harga selangit itu justru dicap sebagai makanan yang paling buruk di sisi Allah SWT. Sebagaimana terdapat dalam hadits berikut ini

“Sejelek-jelek makanan ialah makanan walimah dimana orang yang datang kepadanya[orang fakir] tidak boleh memakanya dan orang yang tidak bersedia datang tapi diundang kepadanya[orang kaya] “[Muslim]

Inilah walimah yang paling jahat dan alangkah sedihnya bila orang-orang miskin malah tidak dapat tempat,karena si empunya hajat hanya mengundang yang perutnya sudah bunjit saja. Maka marilah kita biasakan membuat acara walimah meskipun hanya sederhana saja tidak perlu mengejar gengsi dari sebutan orang.juga jangan merasa dianggap pelit oleh orang lain kita keluarkan harta untuk walimah semampunya dan sesanggupnya.Kalau tidak ada tidak perlu diada-adakan sebab yang penting acara walimahnya bisa berjalan karena memang anjuran Rosululloh Saw.

Dan tentu akan menjadi sangat baik bila kita limpahkan makanan itu kepada fakir ,miskin,yatim,kesusahan,da
n kelaparan sebab harta yang kita keluarkan akan lebih berguna dan dapat pahala dari Allah SWT tentu akan semakin besar.

PETUNJUK PELAKSANAAN WALIMAH SEDERHANA

عَنْ أَنـَس بِنْ مَالِكِ أَنَّ النـَّبِيَ صَلَّى اللهُ عـَلَيْهِ وَسَلَمَ رَأَى عَلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفِ أَثَرَ صَفْرَةِ فَقَالَ : مَاهَاذَا ؟ اَوْ مَهْ فـَقَالَ يَا رَسُوْلُ اللهِ اَنّي تـَزَوَّجْتُ اِمْرَاَةً عَلَى وَزَنِي نواة مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ بَارَاكَ اللهُ لَكَ اَوَلَمْ وَلَوْ بَشَاة ----رواه ابن ماجاه

Dari Anas bin Malik,ia berkata :Sesungguhnya Nabi Saw melihat pada Abdurrohman bin Auf terdapat bekas minyak wangi, lalu Nabi bertanya :”Ada apa gerangan? Mengapa kamu melakukan ini ? lalu menjawab:”Wahai Rosululloh,saya telah nikah dengan seorang perempuan dengan mahar sekeping emas!”Lalu Rosululloh Saw menyahut;”Semoga Allah memberikan barokah kepada kamu dan adakan walimah walaupun dengan menyembelih seekor hewan kibas!”[H. R .Ibnu majah]

عَنْ اَنَسِ بْنُ مَالِكِ قَالَ مَا رأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَوْلـَمْ عَلَى شَيْئٍ مِنْ نَسَائِهِ مَا اَوْلـَمْ عَلَى زَيْنَبٍ فَاِنَّهُ ذَبَحَ شَاةً ---- رواه ابن ماجه

Dari Anas bin Malik,ia berkata :”Aku tiada pernah melihat Rosululloh Saw melakukan walimah untuk istri-istrinya sepertiyang beliau lakukan dalam walumahan ketika menikah dengan zainab,yaitu Beliau menyembelih seekor kibas.”[H .r .Ibnu maajah]

عَنْ أَنَسِ بِنْ مَالِكِ أِنَّ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَوْلَـمْ عَلَى صَفِيَّةٍ بِسَوِيْقٍ وَ تَمْرٍ ----- رواه ابن ماجاه

Dari Anas bin Malik,ia berkata :”Sesungguhnya Nabi Saw. Mengadakan walimah ketika menikah dengan shofiah dengan makanan gandum dan kurma [H.R.Ibnu Majah]

Walimah adalah makan bersama yang di lakukan setelah di langsungkanya akad nikah.Walimah berbeda dengan resepsi perkawinan yang kita kenal sekarang.jadi walimah hanya merupakan makan bersama yang di hadiri oleh orang-orang yang turut menyaksikan akad nikah dan biasanya hari atau saat walimah itu dilakukan sesudah penganten melakukan akad nikah.

Pada hadits tadi Rosululloh Saw menyuruh melakukan walimah dengan menyembelih seekor kibas atau ketika nikah dengan shafiyah tidak menyembelih kibasy tetapi hanya membuat makanan terdiri dari gandum dan kurma bahkan ada juga riwayat lain Rosululloh pernah melakukan walimahan tanpa menghidangkan makanan ddaging maupun roti.

Karena walimah wajib di lakukan oleh orang yang mengadakan perkawinan,maka bahan makananya dapat di sesuaikan dengan kemampuan orang yang sedang melakukan perkawinan

Akan tetapi yang perlu di perhatikan adalah jangan sampai mengadakan walimahan secara berlebih-lebihan apalagi bertujuan untuk memamerkan kekayaan. Dengan berlebih-lebihan dalam hal pakaian ataupun dengan yang lain dan marilah kita jalankan sesuai batas-batas yang di benarkan oleh syare’at Islam.

Risalah ini di sampaikan dalam pernikahan ananda:

Alfiah Maika Sari Binti Drs. H. Afandi Mustofa – Hj. Wiwik Partiani

pada hari: Jum’at, 10 Dzulhijjah 1430 H bertepatan dengan hari Jum’at, 27 November 2009 M, bertempat di rumah kami cemani RT 10/15 grogol, sukoharjo. Di nukil oleh ustadzah Sri Mulyani S.Th.I

(Ar Rum:21)>>

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

(Al A’rof:26)>>

Hai anak Adam[530], Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa[531] Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.

(dalam Hadist)>>

Imam Ahmad berkata, “ Jika seorang laki – laki hendak melamar seorang wanita pertama – pertama hendaklah dia menanyakan kecantikanya, jika dia memang cantik hendaklah dia menanyakan agamanya, jika tenyata agamanya juga baik, maka silahkan dia menikahinya, namun jika agamanya tidak baik maka dia menolak wanita itu karena agama, bukan karena persoalan cantik tidaknya. (Sarh Muntaha Al irodah Jilid 3 III/5 dan Goyah al Muntaha jilid 3 III/4)



[530] maksudnya ialah: umat manusia

[531] maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.

WASIAT ORANG TUA KEPADA PUTRINYA YANG MAU DINIKAHKAN

Umamah binti Al – haris pernah memberikan wasiat kepada putrinya, Ummu Iyas Binti Auf Bin Muslim Asyaibani ketika menikah dengan Amru Bin hajar, Raja Kindah, dengan mengatakan, “ Wahai putriku, sesunggguhnya kini engkau telah berpisah dari indukmu dan keluar dari sarang dimana engkau berada sebelumnya, menuju sarang yang tidak pernah engkau kenal sebelumnya untuk hidup dengan pendamping yang belum engkau tahu secara pasti. Oleh karena itu, jadilah engkau budak baginya, tentu dia akan menjadi budak pula bagimu. Jagalah sepuluh karakter di hadapanya, tentu engkau akan menjadi mutiara dan sebutan tersendiri bagimu:

Pertama, mendampingi dirinya dengan penuh rasa puas (qanaah) dan mempergaulinya dengan senantiasa mau mendengar dan patuh.

Kedua, memperhatikan hidungnya dan memperhatikan matanya.

Ketiga, memperhatikan makannya dan memperhatikan tidurnya.

Keempat, memberikan perhatian terhadap keadaanya serta menjaga pelayan dan kerabat yang ditanggungnya.

Kelima, jangan menyebarkan rahasianya dan jangan sekali – kali mendurhakai perintahnya.

Para sahabat mengetahui betul akan hal ini, sehingga di samping memberikan wasiat berupa agama dan akhlak, mereka memberikan tambahan wasiat kepada putri – putri mereka agar pandai – pandai menjaga suami dan memahami betul akan haknya. Anas Bin Malik RA mengatakan, “para sahabat Rasulullah SAW itu jika menyerahkan pengantin wanita kepada suaminya, maka mereka memerintahkanya agar memberikan pelayanan kepada sang suami serta agar menjaga haknya.”

Di antara contoh lainnya adalah wasiat Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib, kepada putrinya ketika menikah. Dia mengatakan,

“1. Jauhilah sikap cemburu, karena sesungguhnya ia adalah kunci terjadinya talak.

2. Jauhilah banyak mencela, karena ia akan menimbulkan kebencian.

3. Kenakanlah celak, karena ia merupakan bentuk perhiasan yang paling indah. Sedangkan parfume yang paling wangi adalah air.”

Ramlah binti Az – Zubair telah meletakkan kaedah suci bagi dirinya yang diambil dari warisan yang mendasar ini, dan akhirnyapun ia meraih keberhasilan yang menakjubkan. Hal itu terjadi ketika suaminya, yaitu Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah sedang adu mulut dengan saudaranya, Abdullah bin Az – Zubair, sedangkan dia hanya duduk diam saja tanpa mengeluarkan kata – kata. Suaminya kemudian berkata kepadanya, “ mengapa engkau tidak mengucapkan sepatah katapun. Apakah puas dengan apa yang kamu katakan, atau menahan diri dari jawabanku?” Dia menjawab, “Bukan karena ini dan bukan karena itu! Akan tetapi, seorang wanita itu tidaklah di ciptakan untuk ikut campur tangan dengan urusan kaum laki – laki. Kami ini hanyalah selasih unutk di cium aromanya dan untuk di bawa. Maka, apa urusan kami untuk campur tangan dengan urusan kalian, “ perkataan Ramlah ini menjadikanya terkagum, lalu dia pun mencium keningnya.

PESAN KHUSUS UNTUK MANTEN PUTRI

1.Hak memimpin istri dan keluarga

2.Ketaatan terhadap suaminya dengan cara yang ma’ruf

3.Keberadaan istri selalu di rumah dan pemberian izin kepadanya untuk keluar rumah

4.Penjagaan harta dan anak-anak

5.Memberikan teguran kpd istri manakala dia membangkang yang sesuai dg aturan syar’i

6.Bepergian dg istri manakala dalam keadaan aman

7.Sang istri bertugas mendidik anak

8.Sang istri tidak memasukkan seorangpun ke dalam rumah suami kecuali dg izin suaminya
9.Sang istri tidak menolak ajakan suami manakala dia mampu.

Bagikan
Share/Bookmark

Jagalah Dirimu dan Keluargamu

Oleh : Ayyas
www.almukmin-ngruki.com

Hidup dan kehidupan adalah amanah yang mesti dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Demikian pula penciptaan manusia dan seluruh makhluk-Nya yang penuh makna dan nilai di muka bumi ini. Maka hal yang seharusnya kita lakukan adalah berusaha menepati amanah Allah dengan terus berusaha mencintai kebaikan dan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kesungguhan atau mujahadah adalah hal mutlak yang kita butuhkan apabila kita menginginkan kebaikan kehidupan di dunia dan akhirat. Maka menjaga diri, kemudian keluarga dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke dalam api neraka menjadi suatu hal yang niscaya untuk kita perhatikan bersama. Karena ketika seseorang dapat menjaga dirinya dengan baik, maka dia akan selalu berada di dalam hidayah Allah sehingga tidak akan ada yang dapat memberikan madharat kepadanya.


“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu;tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Al-Maidah [5]: 105

Begitu pula dengan keluarga, yang di dalam bahasa Arab disebut usroh, secara harfiyah berarti ad-dir`ul-hashinah, yaitu benteng yang kuat. Keluarga memang suatu benteng yang kuat yang menjadi pertahanan manusia dari berbagai gangguan yang dihadapinya dalam kehidupan sosial, seperti kriminal, material, seksual, dan sebagainya. Keluarga juga dapat membentengi dan melindungi sekaligus menyelesaikan problem kemanusiaan dari waktu ke waktu. Sehingga upaya dan ikhtiar maksimal untuk menjadikan rumah kita sebagai syurga kecil, harus terus kita upayakan.Allah berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-tahrim [66] : 6

Pula, sabda Rasulullah SAW :


عن ابن عباس, أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال : اتقوا النارولو بشق تمرة


Telah diriwayatkan dari Abbas ra. Berkata, bahwasannya Rasulullah n bersabda, “Takutlah kamu terhadap api neraka meskipun hanya bisa bersedekah dengan sebutir kurma.”
Di antara penjelasan tafsir Fi Zhilaalil Qur`an-nya Sayyid Qutb tentang surat At-tahrim ayat enam tersebut adalah bahwa setiap mukmin diwajibkan untuk memberikan petunjuk kepada keluarganya dan memperbaiki seluruh anggota keluarganya, sebagaimana ia diwajibkan terlebih dahulu memperbaiki dirinya. Islam adalah suatu agama yang mengatur keluarga, maka ia mengatur kehidupan berumah tangga. Rumah tangga yang Islami akan menjadi dasar terbentuknya masyarakat yang Islami. Seorang ibu harus memiliki pribadi dan prilaku Islami sebagaimana pula seorang ayah harus memiliki pribadi dan prilaku Islami sehingga mereka dapat mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah.
Dalam membangun keluarga yang dilandasi takwa, seorang Muslim harus memandangnya sebagai ibadah kepada Allah dan hanya mengharap keridhaan dan pahala dari Allah SWT. Untuk itu, kedua belah pihak, antara suami dan istri, harus mengetahui dan memahami seluruh persoalan yang berkaitan dengan kehidupan suami istri dalam pandangan Islam, yaitu yang menyangkut hak-hak dan kewajiban masing-masing. Dan juga harus bersungguh-sungguh melaksanakan tugas dan kewajibannya, sehingga bangunan keluarga muslim yang dapat memberi tauladan benar-benar terwujud.

Hak seorang istri adalah kewajiban sang suami demikian pula sebaliknya, kewajiban istri merupakan hak suami. Keseimbangan dalam memenuhi hak dan kewajiban diantara keduanya akan menjaga kelangsungan dan keharmonisan keluarga.

Beberapa kiat menjaga keselamatan diri dan keluarga antara lain :
a. Mengajarkan akidah yang benar.
Akidah merupakan hal terpenting yang harus senantiasa diperhatikan oleh orangtua. Karena jika akidah seseorang baik dan kuat maka segi-segi yang lainpun akan menjadi baik.
b. Tauladan dalam ibadah dan akhlak.
Keteladanan merupakan faktor penting dalam sebuah pendidikan. Baik atau buruknya akhlak seorang anak sangat tergantung dari keletadanan yang diberikan oleh orangtua.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan, hal ini karena orang tua adalah contoh terbaik dan terdekat dalam pandangan anak, yang akan ditirunya dalam tindak-tanduknya dan tata santunnya, baik disadari ataupun tidak. Bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan suatu gambaran orangtua tersebut, baik dalam ucapan atau perbuatan, baik material atau spiritual, diketahui atau tidak diketahui. Betapapun suci dan bersihnya fitrah manusia, betapapun baiknya suatu sistem pendidikan tidak akan mampu mencetak/ membentuk generasi yang baik, tanpa adanya keteladanan dari sang pendidik (orangtua).
Anak akan tumbuh dalam kebaikan, memiliki kemuliaan akhlak, jika kedua orang tuanya memberikan teladan yang baik. Demikian pula sebaliknya, ia akan tumbuh dalam kesesatan, berjalan dalam kekufuran dan kemaksiatan, jika ia melihat kedua orang tuanya memeberikan teladan yang buruk. Tidak mungkin sang anak belajar amanah, kemuliaan, sopan santun, kasih sayang dan sebagainya, jika kedua orang tua memiliki sifat yang berlawanan seperti dusta, kasar, suka mencela, pun sebaliknya.
Pendidikan keteladanan terbaik bagi anak, ialah jika kedua orang tua mampu menghubungkan anaknya dengan keteladanan Rasulullah n, uswah seluruh ummat manusia.

c. Menumbuhkan nilai-nilai ketakwaan.
Bertakwa kepada Allah adalah awal dari segalanya. Semakin tebal ketakwaan seseorang kepada Allah, semakin tinggi kemampuannya merasakan kehadiran Allah.
Dapat dikatakan, takwa merupakan kualitas kedirian manusia yang mampu mengendalikan manusia dari kecenderungan-kecenderunga
n yang berlawanan dengan nilai-nilai kebaikan. Dengan ketakwaan itu, manusia selalu berupaya berjalan di atas jalan yang dikehendaki Allah, tunduk secara total kepada perintah-Nya yang diekspresikan dalam bentuk menyebarkan kesejahteraan dan kedamaian bagi sesama dan lingkungannya.

Akhirnya, semoga kita dapat memperbaiki penjagaan diri dan keluarga dari hari ke hari dengan lebih baik lagi, sehingga Allah berkenan mengumpulkan kita di dalam jannah-Nya merengkuh kebahagiaan hakiki, Amiin. Wallahu A`lam.


Bagikan
Share/Bookmark

Ucap lisan Mu ...(jagalah lisanmu)

Posted in Akhlak & Adab
Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 18)


Nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terlimpah kepada kita tiada terbilang hingga kita tidak mampu menghitungnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوهَا

“Dan jika kalian ingin menghitung nikmat Allah niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya.” (Ibrahim: 34)
Dia Yang Maha Suci juga berfirman:

وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً

“Dan Dia telah mencurahkan nikmat-Nya yang lahir dan yang batin kepada kalian.” (Luqman: 20)

Di antara sekian banyak nikmat-Nya adalah lisan atau lidah yang dengannya seorang hamba dapat mengungkapkan keinginan jiwanya.

أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ. وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ

“Bukankah Kami telah menjadikan untuknya dua mata, lisan, dan dua bibir?” (Al-Balad: 8-9)

Dengan lisan ini, seorang hamba dapat terangkat derajatnya dengan beroleh kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebaliknya, ia juga dapat tersungkur ke jurang jahannam dengan sebab lisannya. Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah ridhai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu, ternyata dengan kata tersebut Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah murkai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu ternyata karenanya Allah melemparkannya ke dalam neraka Jahannam.” (HR. Al-Bukhari no. 6478)

Dalam hadits yang lain disebutkan:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang ia tidak memerhatikannya, tidak memikirkan kejelekannya dan tidak khawatir akan akibat/dampaknya, ternyata karenanya ia dilemparkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa yang ada di antara masyriq/timur.” (HR. Al-Bukhari no. 6477 dan Muslim no. 7406, 7407)

Dalam riwayat Muslim:

أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

“…lebih jauh daripada antara timur dan barat.”

Yang disesalkan dari keberadaan kita, kaum hawa, sering menyalahgunakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berupa lisan ini. Lisan dilepaskan begitu saja tanpa penjagaan sehingga keluar darinya kalimat-kalimat yang membinasakan pengucapnya. Ghibah, namimah, dusta, mengumpat, mencela dan teman-temannya, biasa terucap. Terasa ringan tanpa beban, seakan tiada balasan yang akan diperoleh. Membicarakan cacat/cela seseorang, menjatuhkan kehormatan seorang muslim, seakan jadi santapan lezat bagi yang namanya lisan. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan dalam sabdanya:

الْـمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْـمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6484 dan Muslim no. 161)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menerangkan, “Kaum muslimin selamat dari lisannya di mana ia tidak mencela mereka, tidak melaknat mereka, tidak mengghibah dan menyebarkan namimah di antara mereka, tidak menyebarkan satu macam kejelekan dan kerusakan di antara mereka. Ia benar-benar menahan lisannya. Menahan lisan ini termasuk perkara yang paling berat dan paling sulit bagi seseorang. Sebaliknya, begitu gampangnya seseorang melepas lisannya.”

Beliau rahimahullahu juga menyatakan, “Lisan termasuk anggota tubuh yang paling besar bahayanya bagi seseorang. Karena itulah, bila seseorang berada di pagi harinya maka anggota tubuhnya yang lain, dua tangan, dua kaki, dua mata dan seluruh anggota yang lain mengingkari lisan. Demikian pula kemaluan, karena pada kemaluan ada syahwat nikah dan pada lisan ada syahwat kalam (berbicara).

Sedikit orang yang selamat dari dua syahwat ini. Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisannya, yakni ia menahan lisannya dari mereka. Tidak menyebut mereka kecuali dengan kebaikan. Ia tidak mencaci, tidak mengghibah, tidak berbuat namimah dan tidak menebarkan permusuhan di antara manusia. Dia adalah orang yang memberikan rasa aman kepada orang lain. Bila ia mendengar kejelekan, ia menjaga lisannya. Tidak seperti yang dilakukan sebagian manusia –wal ‘iyadzubillah– bila mendengar kejelekan saudaranya sesama muslim, ia melonjak kegirangan kemudian ia menyebarkan kejelekan itu di negerinya. Orang seperti ini bukanlah seorang muslim (yang sempurna imannya).” (Syarh Riyadhish Shalihin, 1/764)

Lisan yang berpenyakit seperti ini banyak diderita oleh kaum hawa, sehingga mereka harus banyak-banyak diperingatkan untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam perkara lisan mereka. Ketahuilah, karena bahayanya lisan bila tidak dijaga oleh pemiliknya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai menjamin surga bagi orang yang dapat menjaga lisan dan kemaluannya. Sahl bin Sa’d radhiyallhu ‘anhu menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

“Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (yaitu lisan)1 dan apa yang ada di antara dua kakinya (yaitu kemaluan)2 maka aku akan menjamin surga baginya.” (HR. Al-Bukhari no. 6474)

Bila engkau tidak dapat berkata yang baik, maka diamlah niscaya itu lebih selamat. Karenanya, Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam.” (HR. Al-Bukhari no. 6475 dan Muslim)

Al-Imam Al-Hakim rahimahullahu meriwayatkan dalam Mustadrak-nya dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallhu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan ke bibirnya dan berkata:

الصُّمْتُ إِلاَّ مِنْ خَيْرٍ. فَقَالَ لَهُ مُعَاذٌ: وَهَلْ نُؤَاخَذُ بِمَا تَكَلَّمَتْ بِهِ أَلْسِنَتُنَا؟ فَضَرَبَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَخِذَ مُعَاذٍ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُعَاذُ، ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ -أَوْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَقُوْلَ لَهُ مِنْ ذَلِكَ- وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ فِي جَهَنَّمَ إِلاَّ مَا نَطَقَتْ بِهِ أَلْسِنَتُهُمْ؟ فَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَسْكُتْ عَنْ شَرٍّ، قُوْلُوْا خَيْرًا تَغْنَمُوا وَاسْكُتُوْا عَنْ شَرٍّ تَسْلَمُوْا

“Diamlah kecuali dari perkataan yang baik.” Mu’adz bertanya kepada Rasulullah, “Apakah kita akan disiksa disebabkan apa yang diucapkan oleh lisan-lisan kita?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul paha Mu’adz, kemudian bersabda, “Wahai Mu’adz, ibumu kehilangan kamu3”, atau beliau mengucapkan kepada Mu’adz apa yang Allah kehendaki dari ucapan. “Bukankah manusia ditelungkupkan di atas hidung mereka ke dalam jahannam tidak lain disebabkan karena apa yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka? Karenanya, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata baik atau ia diam dari berkata yang jelek. Ucapkanlah kebaikan niscaya kalian akan menuai kebaikan dan diamlah dari berkata yang jelek niscaya kalian akan selamat.” (Dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Ash-Shahihul Musnad, 1/460)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menasihatkan, “Sepantasnya bagi orang yang ingin mengucapkan satu kata atau satu kalimat, ia merenungkan dan memikirkan kata/kalimat tersebut dalam jiwanya sebelum mengucapkannya. Bila memang tampak kemaslahatan dan kebaikannya maka ia berbicara. Bila tidak, maka sebaiknya ia menahan lisannya.” (Al-Minhaj, 18/318)

Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullahu dalam kitabnya Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (1/339-340) menukilkan ucapan tiga sahabat yang mulia berikut ini:

‘Umar ibnul Khaththab radhiyallhu ‘anhu berkata, “Siapa yang banyak bicaranya akan banyak jatuhnya (dalam kesalahan). Siapa yang banyak jatuhnya, akan banyak dosanya. Dan siapa yang banyak dosanya niscaya neraka lebih pantas baginya.”

Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallhu ‘anhu memegang lisannya dan berkata, “Ini yang akan mengantarkan aku ke neraka.”

Ibnu Mas’ud radhiyallhu ‘anhu berkata, “Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang patut diibadahi kecuali Dia! Tidak ada di muka bumi ini yang lebih pantas untuk dipenjara dalam waktu yang panjang daripada lisan.”

Ingatlah saudariku, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 18)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menukilkan perkataan Ibnu Abbas radhiyallhu ‘anhuma tentang ayat di atas, “Malaikat itu mencatat setiap apa yang diucapkannya berupa kebaikan ataupun kejelekan.” (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 7/308)

Ingatlah, semuanya tercatat dan tersimpan dalam catatan amalmu. Maka berbahagialah engkau bila catatan amalmu dipenuhi dengan kebaikan, ucapan yang baik dan amal shalih. Tentunya janji Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa surga kan menanti…
Sebaliknya celaka engkau bila catatan amalmu dipenuhi ucapan kosong, sia-sia lagi mengandung dosa dan amal yang buruk. Tentunya ancaman neraka menanti…

Bila demikian keadaannya ke mana engkau hendak menuju, ke surga ataukah ke neraka? Tentu tanpa ragu engkau ingin menjadi penghuni surga. Maka, jangan biarkan lisanmu menggelincirkanmu ke dalam jurang kebinasaan yang tiada bertepi.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Catatan kaki:
1 Maksudnya, ia menunaikan kewajiban lisannya berupa mengucapkan apa yang wajib diucapkannya atau diam dalam perkara yang tidak bermanfaat.
2 Ia menunaikan kewajiban kemaluannya dengan diletakkan pada tempat yang halal dan menahannya dari yang haram. Demikian diterangkan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bari (11/374-375).
3 Kalimat seperti ini biasa diucapkan orang-orang Arab namun mereka tidak memaksudkan maknanya.

Sumber: http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=759


Bagikan
Share/Bookmark

Saturday, May 15, 2010

Ngeblog Modal Sendal Jepit, Upaya Positifkan Internet di Pesantren ( Internet Sehat Blog Award (ISBA)


Program Internet Sehat Blog Award (ISBA) ternyata memberi inspirasi bagi pesantren Al Hikmah 2 (http://alhikmahdua.net/) di Bumiayu – Jawa Tengah. Mereka membuat “Santri Award“, berhadiah sandal jepit! Ditengah kesederhanaannya, pesantren tersebut berjuang memberdayakan Internet bagi para santrinya. Luar biasa!

Menurut Lukman Muttaqin, salah seorang pengurus pondok pesantren tersebut melalui e-mail kepada kami, Santri Award mereka jadikan semacam versi mini ISBA karena hanya berlangsung di dalam kompleks pondok pesantennya.

“Alasan kami mengadakan program ini adalah semata untuk memberdayakan santri dengan budaya internet yang sehat dan bermanfaat dalam lingkungan pondok pesantren,” ujar Lukman. Memang disadarinya, masih ada kekuatiran di antara para pengasuh pesanten tentang dampak negatif dari Internet bagi para santrinya. “Misalnya kekuatiran akan berubahnya perilaku santri ketika mereka mengenal internet, seperti turunnya prestasi atau hal lainnya akibat kecanduan terhadap Internet,” tambahnya.

Lukman pun berharap dengan mengadopsi gerakan ISBA menjadi Santi Award tersebut, sedikit-banyak akan mampu meminimalisir kesan ataupun dampak negatif yang timbul dari Internet di lingkungan internal pesantrennya.

Sandal Jepit

Lomba yang untuk internal santri pondok pesantren Al Hikmah 2 ini, adalah menilai tulisan / artikel, bukan blog secara keseluruhan. Menurut Lukman, hal ini mengingat kondisi santri sendiri belum terbiasa membuat content. Mengenal internet pun masih baru, demikian pula dengan blog.

“Hadiah berupa akses gratis internet beberapa jam ditambah sandal jepit,” ujarnya. Hal ini karena pihaknya menyesuaikan diri dengan kesanggupan dan kesederhanaan. “Yang penting bagi kami program bisa berjalan kontinyu,” tegasnya. Tentu saja, semangat ini, dengan segala kesederhanaan yang ada, sangat pantas untuk dihargai dan diganjar dengan acungan jempol. Top!

Insya Allah, Tim Internet Sehat akan menawarkan tambahan hadiah untuk memotivasi para santrinya dalam mengikuti Santi Award. Hadiah tersebut bisa berupa beasiswa ataupun voucher buku / alat tulis. Anda berminat turut nyawer hadiah?

Atau Anda punya kisah lain tentang kegiatan “Internet Sehat” versi lokal / daerah / sekolah atau kampus Anda? Kirimkan kepada kami melalui email surel [at] ictwatch.com untuk kami muat!


Untuk info inspirafit selanjutnya terkait keberadaan Internet di Pesantren Al Hikmah 2, silakan membaca :

* Bertahanlah, Demi Al-Hikmah (http://kendalserut.wordpress.com/2010/01/27/bertahanlah-demi-alhikmah/)
* Harga Sebuah Perjuangan (http://novi.blogmalhikdua.com/2009/03/03/harga-sebuah-perjuangan/)
* Santri Award (http://alhikmahdua.net/?page_id=3)

[BUD / Tim Internet Sehat]

Bagikan
Share/Bookmark

Empat dasar Kunci amal yang diterima Allah


Empat dasar amal yang diterima Allah

Hampir semua orang mengharapkan dan mendambakan amalnya diterima oleh Allah. Tapi sebanyak itu pula kesalahan yang mereka lakukan sehingga dalam kaca mata syariat banyak amal ibadah kita tak “terkabulkan”, karena kesalahan kita sendiri.

Karena itulah mari kita perbaiki amal ibadah kita dengan mengikuti petunjuk para ulama. b a’dul hukama berkata: Agar amal kita menjadi baik dan diterima Allah memerlukan empat dasar amal:

1. Ilmu: Apapun yang kita lakukan jika tidak dibarengi dengan ilmunya, maka kerusakannya jauh lebih banyak daripada manfaatnya. Dalam hal ini Abah mencontohkan dengan penjahit gadungan dan berani memasang papan “penjahit”, maka yakin kerugian yang ditimbulkan jauh lebih banyak baik kepada dirinya atau pelanggannya.

2. Niat: Dalam setiap amal agar sah menurut syafiiyah harus dibarengi dengan niat yang baik karena Allah. Hal itu sesuai dengan hadist: bahwa setiap amal akan sah jika dibarengi dengan niat.

3. Sabar: Ibadah juga membutuhkan kesabaransehingga ibadah yang kita lakukan benar-benar sempurna, tidak asal-asalan. Karena berapa banyak orang, termasuk kita sendiri, ketika sholat dan lainnya terkesan asal selesai?

4. Ikhlas: Seberapa hebat ilmu, niat dan sabar ibadah kita tapi jika tidak dibarengi dengan ikhlas yang menjadi ruhnya, maka ibadah kita akan sia-sia. Karena ikhlas adalah cermin untuk mengetahui seberapa dekat dan tulus kita kepada Allah, jika kita tulus dan ikhlas karena Allah, maka kita akan diterima Allah dan dicintai orang lain.

Karena itulah marilah kita berusaha untuk berusaha mengamalkan emapt dasar tadi, agar ibadah kita diterima Allah. Amal yang diterima itu tanda Allah cinta dengan kita. Dan diriwayatkan bahwa jika Allah mencintai hamba-Nya akan berkata kepada Jibril: sesunguhnya aku mencintai hamba-Ku maka cintailah ia. Lalu Jibril berkata kepada penduduk langit: ketahuilah bahwa Allah mencintai seseorang, maka cintailah mereka. Lalu orang itu mendapatkan cinta semua penduduk dunia.

Pengajian Al-Hikamah
KH. Masruri Abdul Mughni

Bagikan
Share/Bookmark

"Pahala dan Dosa Saling Gencet di Internet"

"Pahala dan Dosa Saling Gencet di Internet"



SYAITAN menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan KEMISKINAN dan menyuruh kamu berbuat KEJAHATAN (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu AMPUNAN daripada-Nya dan KARUNIA. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi MAHA MENGETAHUI. (Al-Baqarah : 268)


Walaupun begitu, kita sebagai muslim yang taat harus sadar
bahwa kemajuan apa pun yang telah dicapai di bidang
teknologi jangan sampai melalaikan diri kita dalam
beribadah kepada Allah. Kita harus tetap
mempertimbangkan baik buruknya perbuatan yang telah
atau akan kita lakukan dengan internet itu. Sebab,
teknologi itu sifatnya netral. Bisa digunakan untuk
kebaikan. Tapi, dapat pula dipakai untuk kejahatan.
Misalnya, ahli energi nuklir sudah mampu mengembangkan
pemanfaatan nuklir untuk pembangkit tenaga listrik,
energi panas, dan sebagainya. Namun, ada pula yang
menggunakan kemajuan pernukliran itu dengan
menyalahgunakannya untuk membuat senjata pemusnah
massal dalam bentuk senjata nuklir.
Demikian juga internet. Kita bisa memanfaatkannya
untuk media dakwah secara tertulis maupun dalam
bentuk video dan audio. Kita dapat mengirimkan
karya tulis ke berbagai media massa di seluruh
penjuru dunia dengan layanan e-mail. Gratis pula!
Naskah kita pun bisa sampai ke komputer redaksi
media massa yang nun jauh di sana hanya dalam
hitungan detik. Kita pun bisa menjalin hubungan
internasional dengan orang-orang di mancanegara.
Kita bisa memperoleh informasi terbaru dari berbagai
belahan dunia dari situs-situs yang menyediakan berita.
Kita bisa pula menggali ilmu pengetahuan dan penemua di
bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), kesehatan,
dan lain-lain. Masih banyak lagi nikmat internet yang bisa
kita reguk pada setiap saat dan kapan pun kita mau.
Itulah anugerah Allah yang Maha Pemurah kepada umat
manusia dalam bentuk internet. Alhamdulillaah!
Di sisi lain, internet juga menyimpan bongkahan
keburukan. Karena sifatnya yang tanpa batas,
internet bisa dijadikan ajang obral informasi mesum
dan gambar-gambar porno. Bisa juga untuk
menyebarluaskan berbagai modus operandi kejahatan.
Misalnya, panduan cara meracik dan membuat bom,
membobol bank dan kartu kredit, dan sebagainya.
Subhaanallaah!

Jadi, pada akhirnya, baik buruknya pemakaian internet
tergantung pada niat pemakainya. Di internet, tidak ada
pilih kasih antara yang baik dan yang buruk. Tidak ada
seleksi mana yang berpahala dan yang menimbulkan dosa.
Tak ada filter mana yang haq (benar) dan yang baathil
(buruk). Mau yang baik, ada. Ingin yang buruk, juga
tersedia. Baik dan buruk saling mendesakkan satu sama
lain. Pendek kata, pahala dan dosa keadaannya saling
gencet di internet.

Nah, sebagai orang yang menganut agama Islam dan
memegang teguh tali Allah, kita harus selalu ingat
firman Allah s.w.t. dalam Al Quran, surat Az Zalzalah,
ayat 7 dan 8. Di situ, Allah berfirman,

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
seberat dzarrah pun, dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Artinya, apa pun yang kita
lakukan, pasti kita akan memperoleh balasannya. Maka,
kalau kita mempergunakan internet dengan niat baik dan
kita laksanakan dengan baik pula, pasti Allah akan
menganugerahinya pahala. Sebaliknya, jika menyalahgunakan
internet untuk kemunkaran, maka pasti pula Dia akan
menghukum kita dengan beban dosa. Pahala dan dosa kita
berinternet akan ditimbang-Nya dengan sangat adil walaupun
seberat dzarrah atau atom sekali pun!
Biar pun pahala dan dosa saling gencet di internet,
Allah harus tetap di hati kita dengan lengket. Kita harus
tetap mempergunakan parameter yang Allah tetapkan dalam
menentukan baik buruknya dalam berinternet. Patokan dasarnya
sudah ada, yaitu kita harus berniat untuk berbuat
baik dalam berinternet serta melaksanakan niat baik
itu selama berselancar dalam internet. Kita memang
dituntut lincah berbelok, bahkan menikung tajam,
tatkala bersurfing di internet. Itulah gunanya hati
kita lengket dengan Allah yang merupakan kendali
terbaik dalam menuntun diri kita selama berinternet.
Jadi, kesimpulan akhirnya, kalau bisa memetik pahala
berlimpah dengan mudah, buat apa bersusah payah
menuai dosa dari internet?

penulis : Saiful Ashad*
di kutip dari website Ponpes Lirboyo jawatimur (http://lirboyo.com)

Bagikan
Share/Bookmark

Tuesday, May 11, 2010

Muhasab Diri


Rabb ku,,,,,,,,
Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-MU yang luas
Aku hanyalah setetes embun di lautanMU yang meluap hingga ke seluruh samudra
Aku hanya sepotong rumput di padangMU yang memenuhi bumi
Aku hanya sebutir kerikil di gunung MU yang menjulang menyapa langit
Aku hanya seonggok bintang kecil yang reduo di samudra langit Mu yang tanpa batas Rabb ku ,,,,,,,,,
Hamba yang hina ini menyadari tiada artinya diri ini di hadapanMU
Tiada Engkau sedikitpun memerlukan akan tetapi
hamba terus menggantungkan segunung harapan pada MU Rabb ku,,,,,,baktiku tiada arti, ibadahku hanya sepercik air
Bagaimana mungkin sepercik air itu dapat memadamkan api neraka MU
Betapa sadar diri begitu hina dihadapanMU
Jangan jadikan hamba hina dihadapan makhlukMU
Diri yang tangannya banyak maksiat ini,
Mulut yang banyak maksiat ini,
Mata yang banyak maksiat ini
Hati yang telah terkotori oleh noda ini ,,memiliki keinginan setinggi langit
Mungkinkah hamba yang hina ini menatap wajahMu yang mulia???
Rabbi,,Kami semua fakir di hadapan MU tapi juga kikir dalam mengabdi kepada MU
Semua makhlukMU meminta kepada MU dan pintaku.
Ampunilah aku dan sudara-saudaraku yang telah memberi arti dalam hidupku
Sukseskanlah mereka mudahkanlah urusannya
Mungkin tanpa kami sadari , kami pernah melanggar aturanMU
Melanggar aturtan qiyadah kami,bahkan terlena dan tak mau tahu akan amanah
Yang telah Engkau percayakan kepada kami,,,,Ampunilah kami
Pertemukan kami dalam syurga MU dalam bingkai kecintaan kepadaMU
Rabb ku,,.Siangku tak selalu dalam iman yang teguh
Malamku tak senantiasa dibasahi airmata taubat,
Pagiku tak selalu terhias oleh dzikir pada MU
Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit
Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada Mu
Atau,,,,,,.dalam maksiat kepadaMU ,,,,Ya Rabbi,,,, Tutuplah untuk kami dengan sebaik-baiknya penutupan !!

Bagikan
Share/Bookmark

(sekedar renungan utk dri sndiri & utk dsmpaikn pd yg lain) "SILAHKANLAH BERMAKSIAT,,, ASALKAN ENGKAU MAMPU DALAM 6 PERKARA,,!!!


(sekedar renungan utk dri sndiri & utk dmpaikn pd yg lain) "SILAHKANLAH BERMAKSIAT,,, ASALKAN ENGKAU MAMPU DALAM 6 PERKARA,,!!!

Jika Engkau Merasa Tak ada Guna Mntaati AGAMA,, mnganggapnya hnya mnghalangi Kemajuan Dunia saja… Silahkanlah hdup FOYA2,, brSenang2,, tertawa ria dgn KEMAKSIATAN2 mu sepuasnya… asalkan saja Engkau MAMPU dalam 6 Perkara,,

1. jka Engkau mampu mncari BUmi slain Bumi ALLAH,,, carilah & silahkanlah Bermaksiat
2. Jika ENgkau mampu mncari Tempat yg tidak Bisa diliyat oleh ALLAH,, Silahkanlah Berfoya-foya
3. JIka waktu yg telah berlalu bisa KAu TARIK kembali Utk kau PERBAIKI amal2nya.. SILAHKANlah juga
Engkau Bersenang2,,
4. JIka Kau Mmpu Mncegah Malaikat Atid mncatat Amal2 Maksiatmu.. SIlahkanlah engkau Tertawa dgn
Keburukanmu…
5. JIka Kematian telah mnjumpaimu lalu BIsa Kau UNDURKAN semaumu… Silahkan lah Engkau Puaskan
nafsumu dgn DUNIA
6. dan Jika ALLAH hendak Mncampakanmu kedalam NERAKA.. lalu Kau MMPU menolaknya… dgn
Berkata.. “aku G mau y ALLAH.. Aku Mau k syurga… silahkanlah BErmaksiat seumur hidupmu

Namun Jika Smua Hal tadi Kau Tak Mmpu Melakukannya… MAKA TAATILAH ALLAH dan RASULNYa… ssguhnya KELELAHAN2 itu Hanya sekedar pndangan Matamu saja.. setlah Kau mengamalkannya/// Kau akan merasakan Ssuatu yg Lebih manis dan Tenang dari segalanya…kmudian hdup berbahagia & bersenang2 selama2nya

Sdangkan KEMAKSIATAN hnya terlihat NIkmat sekilas pndanganmu saja.. namun Setelah Kau lakukan., Kau akan merasakan Kesusahan.. Kesmpitan dan Pnderitaan hidup yg perpanjangan…

Bagikan
Share/Bookmark

Awas...Ikhtilat wahai Akhi dan Ukhti ...

"Pandangan mata adalah panah beracun dari antara panah-panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya." (HR. Al Hakim).


Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:

1. Pulang Berdua

Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.

2. Rapat Berhadap-Hadapan

Rapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya – bila belum mampu menggunakan hijab – dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.

3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)

Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, “Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.

4. Duduk/ Jalan Berduaan

Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.

5. “Men-tek” Untuk Menikah

“Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘men-tek’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.

6. Telpon Tidak Urgen

Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.

7. SMS Tidak Urgen

Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan
da’wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.

8. Berbicara Mendayu-Dayu

“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh?..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.

9. Bahasa Yang Akrab

Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh Senyum manis.” Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.

10. Curhat

“Duh, bagaimana ya?., ane bingung nih, banyak masalah begini ? dan begitu, akh?.” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah.

11. Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen

YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.

12. Bercanda ikhwan-akhwat

“Biasa aza lagi, ukhtiii? hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.

Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na’udzubillah.
Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat?., jagalah para ikhwan. Dan wahai ikhwan?., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.

Lalu bagaimana jika ikhtilat tidak bisa dihindari lagi ? Cara yang paling umum adalah beramal dengan ikhlas, gadhul bashar, puasa, hijab fisik dan jaga hati. Namun, jika itu semua belum juga bisa menundukan pandangan dan membuat hati tenang, maka solusi ini mungkin perlu dicoba, Nikah. Nikah akan mengalihkan pikiran dari pengharapan-pengharapan yang tidak perlu. Pengharapan yang selama ini menghantui telah berwujud menjadi bidadari yang setia menanti di rumah sendiri. Kalaupun ada godaan syetan di tengah jalan, ya, tinggal pulang saja. Di rumah ada yang halal kok.

Seperti yang ana ungkapkan di awal bahwa cinta sejati yang hakiki hanya akan terwujud jika telah melewati gerbang pernikahan ini. Jika belum melewatinya, ana masih menganggapnya syubhat. Sementara syubhat dan snafsu hanya bisa dihalalkan lewat jalur pernikahan.

“Ya Rabbi?, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya.

Ampunilah kami ya Allah…. Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah…. “
Amin....

dikutip dari pesan teman Abu Qital

Bagikan
Share/Bookmark

Ukhti, Jagalah Suaramu!

Ukhti, Jagalah Suaramu!

Penulis: Ummu Aufa
Muroja’ah: Ustadz Abu Salman (Pengajar Ma’had ‘Ilmi Putri)


Anugerah kecantikan yang Allah berikan kepada wanita dari berbagai sisinya dapat menimbulkan dampak kebaikan dan keburukan baik untuk dirinya sendiri atau lawan jenisnya. Bak mutiara indah yang senantiasa menebarkan kilauannya. Namun kilauan itu juga dapat menjadi ladang kemaksiatan jika tidak dijaga oleh pemiliknya seperti dicuri atau dirampas. Begitu pula keindahan dari seorang wanita akan mengundang keburukan jika tidak dijaga dengan baik. Keburukan yang akan timbul antara lain munculnya fitnah dari dalam dirinya. Sebagaimana telah disabdakan oleh Rosululloh ShollAllahu ‘Alaihi Wa salam, bahwa Wanita adalah salah satu perhiasan dunia yang bisa menjadi FITNAH.
“Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no 2740 [97])
“Hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa bani isroil disebabkan oleh wanita.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no 2742 [99])
Segala keindahan yang terdapat dalam diri seorang wanita harus dijaga, bahkan hal yang dianggap remeh pun seperti “suara”. Tanpa pernah kita sadari, suara juga bisa mendatangkan fitnah, meskipun suara itu keluar bukan dimaksudkan secara khusus untuk melagukannya atau untuk menarik perhatian. Untuk itu Allah telah melarang kaum Hawa untuk berlemah lembut dalam berbicara dengan laki-laki agar tidak timbul keinginan orang yang didalam hatinya terdapat penyakit seperti firman-Nya:
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara dengan mendayu-dayu sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Al Ahzab: 32)
Saudariku, ayat ini turun untuk memperingatkan kita agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan suara kita. Allah juga melarang wanita untuk tidak berkata dengan lemah lembut dengan laki-laki yang bukan mahromnya, Peringatan itu pun semula Allah turunkan untuk Laki-laki di zaman Nabi yang kita tahu bahwa keimanan mereka lebih kuat dan akhlaknya lebih bagus daripada laki-laki di zaman sekarang.
Maka dari itu berbicaralah seperlunya saja dengan laki-laki yang bukan mahrom. Jika memang ada keperluan yang sangat darurat maka berbicara dibalik tabir itu lebih baik, seperti perintah Allah kepada kaum mukmin tatkala meminta sesuatu dengan wanita yang bukan mahrom dari balik tabir, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (isteri-isteri nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al Ahzab: 53)
Wahai ukhti, jagalah suara kita agar tidak menjadi fitnah yang besar bagi kaum Adam. Semoga Allah mengampuni kita semua wahai saudariku dengan keindahan-keindahan yang mengandung fitnah ini. Janganlah kita berbangga hati dengan keindahan yang kita punyai karena sesungguhnya di balik keindahan tersebut terdapat ujian bagi kita. Wallahu a’lam bisshowab
Maraji’:
Fatwa-Fatwa Ulama, Nasihat ulama Besar untuk Wanita Muslimah

Bagikan
Share/Bookmark

ABAH... Engkau Nyalakan Semangat !


Ketika berjauhan
Masih ku rasa
Hangat kasihmu Abah
Betapa ku rindukan
Redup wajahmu
Hadir menemaniku

Terbayang ketenangan
Yang selalu kau pamerkan
Bagaikan tiada....keresahan

Walau hatimu sering terluka
Tika diriku terlanjur kata
Tak pernah sekali kau tinggalkan
Diriku sendirian

Ketika ku dalam kedukaan
Kau mendakap penuh pengertian
Di saat diriku kehampaan
Kau setia mengajarku
Arti kekuatan

Terpancar kebanggaan
Dalam senyummu
Melihat ku Berjaya
Bila ku kegagagalan
Tak kau biarkan
Aku terus kecewa
Dengan kata azimat
Engkau nyalakan semangat
Restu dan doa....kau iringkan

Tak dapat ku bayangkan
Hidupku, Abah
Tanpa engkau di sisi
Semua kasih sayang
Yang kau curahkn
Tersemat di hati


TINTA EDITOR: Menitis air mata, Alhamdulillah diri ini masih dapat merasai kasih sayang seorang insan yang bergelar Abah. Namun, jarang sekali kita menghargai mereka Emma dan Abah yang masih hidup. Apabila sudah menghadap ilahi, apa lagi yang hendak dikesalkan. Ayuh teman-teman, curahkan sepenuh kasih sayang dan menabur jasa kalian buat insan-insan yang sangat bernilai dalam hidup kita Abah dan Emma.

YA ALLAH, SESUNGGUHNYA KAMI SANGAT MENCINTAI DAN MENGASIHI ABAH DAN EMMA, PELIHARALAH MEREKA YA ALLAH. TEMPATKANLAH KAMI DI KALANGAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN.

Abah : AEMAN
www.iluvislam.com
editor: azzahra_solehah
diterbit ulang : Agus Al-Barbasy (ﺍﯖﻮﺲﺑﯕﻮﺲ ﺼﻔﻰﺍﻠﺪﻦﺍﺤﻣﺪ)

Bagikan
Share/Bookmark
Share |