Share |

Monday, September 27, 2010

Pengertian Khalwat

Pengertian Khalwat
Posted on 10 September 2010 by Ken Ahmad


 Banyak orang bilang kalo laki sama perempuan itu gak boleh ber-khalwat… “Haram coy”, gitu katanya. Nah, kalo begitu apa sih pengertian khalwat? Sampe-sampe ikhwan dan akhwat terlarang melakukannya?
Makna Khalwat
Dikatakan di dalam kamus al-Muhîth:
واسْتَخْلَى المَلِكَ، فأخْلاهُ، و به، واسْتَخْلَى به، وخَلا به، و إليه، و معه، خَلْواً وخَلاءً وخَلْوَةً سألَه أن يَجْتَمِعَ به في خَلْوَةٍ فَفَعَلَ
Dia meminta berduaan dengan raja, maka raja pun menyendiri dengannya; khalâ bihi, khalâ ilayhi dan khalâ ma’ahu (mashdarnya) khalwan, khalâ’an dan khalwat[an], (maknanya adalah) memintanya untuk bertemu berduaan saja, lalu ia pun melakukannya.
Dalam mausû’ah al fiqhiyyah dinyatakan:
وَخَلاَ الرَّجُلُ بِصَاحِبِهِ وَإِلَيْهِ وَمَعَهُ خُلُوًّا وَخَلاَءً وَخَلْوَةً : انْفَرَدَ بِهِ وَاجْتَمَعَ مَعَهُ فِي خِلْوَةٍ
Khalâ ar rajulu bi shâhibihi wa ilaihi wa ma’ahu khuluwwan wa khalâan wa khalwatan: sendirian bersamanya dan berkumpul dengannya di tempat yg sunyi.

Sedangkan ungkapan نِسَاءٌ خَالِيَاتٌ maknanya adalah wanita yang tidak memiliki suami dan anak.
Penggunaan kata khalwat oleh para fuqoha tidaklah terlepas dari pengertian secara bahasa, yakni menyendiri ditempat yang tidak ada orang lain (tidak ada kontrol dari orang lain).
Hukum Khalwat
Khalwat dalam makna menyepi sendirian (satu orang) di tempat yang sunyi hukum asalnya adalah boleh (jawaz), bahkan bisa menjadi mustahab (disenangi) jika menyendiri dalam rangka berdzikir dan beribadah, sebagaimana kegemaran Muhammad SAW sebelum beliau diangkat sebagai Nabi & Rasul beliau sering berkhalwat di gua Hira’. Imam An Nawawi berkata:
الْخَلْوَةُ شَأْنُ الصَّالِحِينَ وَعِبَادِ اللَّهِ الْعَارِفِينَ
Khalwat adalah kebutuhan orang-orang shalih dan hamba-hamba Allah yg ‘ârif
Khalwat dalam makna dua orang menyendiri di suatu tempat yang sunyi hukumnya boleh bagi:
  1. Laki-laki dengan laki-laki.
  2. Perempuan dengan perempuan.
  3. Laki-laki dengan wanita yang menjadi mahramnya.
  4. Laki-laki dengan istrinya.
  5. Laki-laki dengan wanita yang bukan mahram tetapi mereka berdua di hadapan manusia yang lain pada tempat yang tidak terlindung (terhijab) dari pandangan manusia yg lain, manusia yang lain masih dapat melihat mereka namun tidak mendengar apa yg mereka berdua bicarakan, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dengan wanita Anshar dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Anas ibn Malik :
جَاءَتْ امْرَأَةٌ مِنْ الانْصَارِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَلاَ بِهَا فَقَالَ وَاللَّهِ إِنَّكُنَّ لاَحَبُّ النَّاسِ إِلَيَّ
Telah datang seorang wanita Anshar kepada Nabi SAW Maka Nabi bersendirian (khalaa) dengan wanita itu, dan berkata,”Demi Allah Sesungguhnya kalian (wahai Anshar) merupakan orang-orang yang paling aku cintai”. (HR Bukhari No. 4833).
Dalam hadits riwayat Bukhari No. 502 disebutkan bahwa wanita tersebut membawa bayinya (وَمَعَهَا صَبِيٌّ لَهَا). Ibnu Hajar Al Asqalany menjelaskan bahwa menyendirinya Nabi bukan berarti tidak ada orang lain sama sekali, melainkan orang lain tidak mendengar apa yg dibicarakan oleh Nabi dg wanita tsb, buktinya Anas masih mendengar salah satu perkataan nabi yang menyatakan cintanya kepada kaum Anshar.
Khalwat dalam makna menyendirinya seorang pria dengan seorang wanita asing di suatu tempat yang tidak memungkinkan orang lain untuk bergabung dengan keduanya, kecuali dengan izin keduanya, para ‘ulama sepakat menyatakan hukumnya haram walaupun mereka menyendiri untuk melakukan shalat sekalipun (An Nawawi, Syarh Shahih Muslim), kecuali dalam kondisi darurat misalnya wanita asing yang tersesat yang dikhawatirkan dia akan celaka kalau ditinggalkan seorang diri, seperti kasus tertinggalnya Aisyah dari rombongan Rasulullah SAW.
Rincian Hukum Khalwat dg Wanita Asing
Yang dimaksud dengan wanita asing (ajnabiyyah) adalah wanita yang bukan istri dan bukan mahram. Yang dimaksud dg mahram adalah org yang haram menikahinya secara permanen, baik karena ikatan kerabat (saudara, ayah, dst), persusuan, atau perkawinan (mertua dst). Berarti mahramnya wanita adalah laki-laki yg haram menikahi wanita tersebut secara permanen. Hadist-hadits yang membicarakan khalwat antara lain:
إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الانْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ قَالَ الْحَمْوُ الْمَوْتُ
1. “Jauhilah masuk (kerumah) wanita (sendirian)”. Maka seorang sahabat Anshar bertanya,”Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu dg laki-laki keluarga dekat suaminya(ipar)?” Rasulullah menjawab,”Laki-laki keluarga dekat suami (ipar) itu kematian (berbahaya) !” (HR. Bukhari nomor 4831, dari ‘Uqbah ibn ‘Amir).
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَخْلُوَنَّ بِامْرَأَةٍ لَيْسَ مَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ مِنْهَا فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
2. barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah berkhalwat dg seorang wanita tanpa mahramnya (wanita tersebut) karena yg ketiga adalah syaitan (HR Ahmad No. 14124, dari Jabir bin Abdullah)
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ امْرَأَتِي خَرَجَتْ حَاجَّةً وَاكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا قَالَ ارْجِعْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ
3. ”Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita (asing) kecuali bersama mahramnya. Maka seorang sahabat berdiri lantas berkata,”Wahai Rasulullah, bagaimana kalau isteriku sedang keluar rumah untuk berhaji sementara aku harus mengikuti perang ini atau itu”. Rasulullah menjawab,”Kembalilah dari perang dan temani isterimu berhaji.(HR. Bukhari nomor 4832, dari Ibn ‘Abbas).
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ وَلاَ تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلاَ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا وَخَرَجَتْ امْرَأَتِي حَاجَّةً قَالَ اذْهَبْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ
4. “Janganlah seorang laki-laki bersendirian bersama wanita dan janganlah seorang wanita melakukan safar (perjalanan jauh) kecuali bersama mahramnya. Maka seorang sahabat berkata,”Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin ikut serta dalam pasukan ini atau itu sementara isteriku ingin berhaji”. Maka Rasulullah menjawab,”Pergilah kemudian berhajilah bersama isterimu”. (HR. Bukhari nomor 2784, dari Ibn ‘Abbas)
أَلاَ لاَ يَبِيتَنَّ رَجُلٌ عِنْدَ امْرَأَةٍ ثَيِّبٍ إِلاَ أَنْ يَكُونَ نَاكِحًا أَوْ ذَا مَحْرَمٍ 
5. “Ingatlah, Janganlah seorang laki-laki menginap bersama dengan seorang wanita janda, kecuali jika dia itu menikahinya atau mahramnya”. (HR. Muslim nomor 4063, dari Jabir)
أَنَّ نَفَرًا مِنْ بَنِي هَاشِمٍ دَخَلُوا عَلَى أَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ فَدَخَلَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ وَهِيَ تَحْتَهُ يَوْمَئِذٍ فَرَآهُمْ فَكَرِهَ ذَلِكَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ لَمْ أَرَ إِلاَ خَيْرًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَرَّأَهَا مِنْ ذَلِكَ ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَقَالَ لاَ يَدْخُلَنَّ رَجُلٌ بَعْدَ يَوْمِي هَذَا عَلَى مُغِيبَةٍ إِلاَ وَمَعَهُ رَجُلٌ أَوْ اثْنَانِ
6. Sekelompok (laki-laki) Bani Hasyim menemui Asma’ binti ‘Umais (dan Asma’ sedang sendirian), maka Abu Bakr setelah itu kebetulan masuk juga ke tempat Asma’, saat itu Asma’ merupakan hamba milik Abu Bakr.. Melihat para lelaki itu, Abu Bakr jadi tidak suka. Maka Abu Bakr pun melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi. Abu Bakr berkata,”Saya tidak melihat (mereka) kecuali (mereka berbuat) kebaikan”. Maka Rasulullah berkata,”Sesungguhnya Allah berlepas tangan dalam kejadian semacam itu”.Kemudian Rasulullah bangkit menuju mimbar dan bersabda,”Janganlah sekali-kali seorang laki-laki, sesudah hari ini, masuk menemani seorang wanita yang sedang sendirian, kecuali jika laki-laki itu ditemani seorang laki-laki lain atau ditemani dua laki-laki lain”. (HR Muslim, nomor 4039, dari Abdullah ibn’Amr ibn al-‘Ash)
Dari hadits-hadits tersebut diatas, akan ada pertentangan kalau difahami masing-masing secara terpisah. Dapat dipahami dari hadits 1 bahwa kalau ada 3 orang yang berkumpul maka boleh, tanpa syarat harus mahram, namun dari hadits no 2, 3, 4, 5, dan 6, banyak orang yang berkumpul tidak otomatis menjadikan hukumnya boleh, namun disyaratkan harus ada laki-laki yang menjadi mahram wanita (salah satu wanita) tersebut. Oleh sebab itu sepertinya bukan kapasitas saya untuk berijtihad dalam hal ini, saya hanya akan menyampaikan beberapa pendapat ‘ulama berkaitan dengan hal ini.
Para fuqaha (ahli fiqh) sepakat bahwa haram berkhalwat seorang lelaki dan seorang wanita asing (jadi jumlah orangnya hanya dua orang). Namun mereka berbeda pendapat kalau jumlah orangnya lebih dari 2, yakni:
1. Para ‘Ulama Madzhab Syafi’i:
a. Imamul Haramain : satu laki laki dg dua wanita atau lebih, wanitanya tanpa mahram maka hukumnya haram menyendiri dengan mereka. Jika salah satu wanita tersebut adalah mahram bagi laki-laki tersebut maka boleh hukumnya. Begitu juga jika satu wanita dengan 2 atau lebih laki-laki, dan salah satu laki-laki adalah mahram wanita tsb maka boleh hukumnya. Intinya dalam semua kasus khalwat baik satu laki-laki dg banyak wanita, satu wanita dengan banyak lelaki, atau banyak wanita dengan banyak lelaki, salah satu wanita yang berkhalwat haruslah bersama mahramnya.
b. As Syafi’i menulis bahwa tidak boleh seorang lelaki shalat bersama seorang wanita kecuali wanita tsb bersama mahramnya, juga tidak boleh seorang lelaki dengan banyak wanita menyendiri tanpa ada mahram dari salah satu wanita. Dari Al Qoffal juga dinyatakan seperti pendapat Imam Al Haramain.
c. Penulis kitab Al Majmu’ (Imam An Nawawi) membolehkan seorang lelaki berkhalwat dengan banyak wanita tanpa mahram, namun mengharamkan banyak lelaki berkhalwat dengan satu wanita tanpa mahram, dan dikatakan juga jika mereka (para lelaki) aman dari berbuat keji maka boleh. Hal ini juga disebut dalam kitab Hasyiyah Al Jamal.
2. Ulama Madzhab Hanafi : Boleh berkhalwat jika ada pihak ketiga (jumlah totalnya minimal 3 orang), baik orang ke-3 tersebut mahram bagi laki-laki, maupun wanita yang tsiqot (yang bisa dipercaya) yang bukan mahram.
3. Ulama Madzhab Maliki : Makruh hukumnya satu laki-laki shalat dg banyak wanita, dan juga sebaliknya, walaupun ada mahramnya.
4. Ulama Madzhab Hanbali: Haram berkhalwat satu laki-laki dengan banyak wanita atau satu wanita dengan banyak lelaki (yang wanitanya tanpa mahram).
Khalwat dengan Tunangan
Para ulama telah sepakat bahwa tunangan (wanita yang telah di khitbah—belum nikah) hukumnya seperti wanita asing, sehingga haram berduaan dengannya.
Khalwat Untuk Pengobatan
Haram hukumnya berkhalwat dengan wanita walaupun untuk pengobatan walaupun darurat. Boleh pengobatan selama wanita tadi bersama mahramnya, suaminya atau wanita yang tsiqot yang bisa menemaninya, ini pendapat Syafi’iyyah, Malikiyyah dan Hanabilah.
Khalwat Saat Walimah Pernikahan
Syafi’iyyah dan Malikiyyah mengharamkan mendatangi walimah jika terdapat khalwat yang diharamkan.
Khalwat Dengan Anak Belum Baligh
Diharamkan berkhalwat dengan anak (perempuan) yang belum baligh jika dikhawatirkan akan terjadi fitnah. As Syafi’i juga mengharamkannya walaupun anak-anaknya banyak, kecuali jika aman dari fitnah seperti di jalan raya atau di masjid.
Khalwat Dengan Mahram
Hukumnya boleh jika aman dari fitnah, akan tetapi jika dia menyimpan ‘perasaan’ dengan mahramnya maka haram.
Khalwat Dengan Istri yg telah di Cerai
Jika talak raj’i (masih bisa kembali) dalam masa ‘iddah maka hukumnya boleh, akan tetapi jika talaknya talak ba’in (talak 3) maka haram.
Demikian beberapa hukum berkaitan dengan khalwat, mudah-mudahan Allah menjaga kita dari musibah besar ini, musibah yang telah banyak meluluh-lantakkan pergaulan kaum muslimin saat ini. (M. Taufik N.T)

sumber : http://tabirjodoh.wordpress.com/2010/09/10/pengertian-khalwat/

Ta'aruf Vs TELEPHONE ( judul asli : Hukum Ta'aruf Menggunakan Telpon)


Bagaimana jika tanpa bertemu dan hanya saling mengungkapkan melalui telpon dari awalpun kami sdh niatkan utk menikah..dosakah ini..? niat kami utk membina rumah tangga.. walaupun secara fisik kami belum pernah bertemu.. namun kami jalani ini tanpa perantara.. insya Allah saat bertemu dia akan melakukan khitbah.. mhn petunjuk..
_Ukhti Indi_

ilustrasi

Mudah-mudahan Allah memberi petunjuk agar saya bisa menjawab.

Dalam Islam mengungkapkan rasa cinta kepada lawan jenis hendaklah dilakukan pada proses khitbah (meminang) atau pada saat akhwat menawarkan diri untuk dipinang. Timbulnya rasa cinta itu mungkin kita telah menelaah sebelumnya org yang bersangkutan... penelaahan dalam rangka mencari pasangan ini adalah proses ta'aruf. Hendaklah kita suka terhadap wanita karena lima hal (gadis, subur, sholehah, cantik dan berasal dari keturanan yg baik). Bagi wanita hendaklah mencintai lelaki yang bertakwa.

Itulah proses ta'aruf. Artinya adalah upaya untuk mengenal lebih dalam calon isteri/suami, dengan tujuan mengetahui apakah ia mempunyai sifat-sifat ideal yang ditunjukkan syara’. proses mengenal hakikatnya adalah boleh (mubah) secara syar’i. Namun disyaratkan bahwa cara yang dilakukan tidak bertentangan dengan syara’. Dengan kata lain, tidak boleh dilakukan dengan cara yang haram.

Proses ta'aruf dalam usul fiqih dikenal dengan tahqiqul manath (pendalaman fakta) thd CALON SUAMI/ISTRI sebelum dipinang. Hukumnya mubah (boleh) menggunakan CARA dan SARANA APAPUN selama tidak bertentangan dengan syara’.

Urusan CARA dan SARANA ini diserahkan kepada keahlian manusia, ilmu dan teknologinya. Sabda-Nya "Kalian lebih mengetahui urusan-urusan dunia kalian". (HR. Muslim).

Misalnya, dalam ta'aruf kita ingin mengetahui apakah gadis tersebut (1) perawan (al-bikr), (2) subur (al-waluud), (3) beragama dengan baik (salehah) (dzaatu al-diin), (4) cantik (jamilah), (5) dari keturunan orang baik-baik/takwa (dzaatu hasab wa nasab).

Atau, kita ingin mengetahui apakah calon suami kita orang saleh/takwa. Bukan lelaki kafir (misalnya orang Kristen), lelaki murtad (seperti penganut Ahmadiyah) atau lelaki fasik (misalnya laki-laki koruptor, pemabok, penjudi, tukang zina; atau berpaham sesat misalnya aktivis Islam Liberal).

SEKARANG PERTANYAANNYA ADALAH, bagaimana kita tahu kalau seorang perempuan/laki-laki tsb betul-betul mempunyai sifat-sifat tersebut?

UNTUK WANITA: 1) Perawan atau tidak. CARANYA: tanya kawan dekatnya, menanyakan langsung atau melalui pemeriksaan medis. cara menanyakan langsung bisa melalui telpon atau secara berhadapan ditemani mahrom. 2. Kesuburan. CARANYA: mencari tahu tingkat kesuburan ibunya, bibi-bibinya, saudara-saudara perempuannya. Tapi HARAM jika ingin membuktikan dengan jima' langsung hingga ia hamil. Ini sih namanya doyan.... 3. Sholehah atau tidak. CARANYA: mengamati perilakunya sehari-hari, bertanya ke sahabantnya, dll. 4. Cantik atau tidak. Bisa melihat secara langsung, baik dg sepengetahuan sang wanita ataupun tdk (ada hadistnya). Mungkin skrg bisa dilihat fotonya di internet, yg tidak mungkin bs dilakukan di zaman dahulu. 5. Keturunannya. apakah keturan baik-baik atau tidak, silahkan dicari dg cara dan sarana yg tidak melanggar syara. Kelima point di ats juga bisa ditanyakan langsung baik melalui telpon atau bertemu dg ditemani mahrom.

BEGITU JUGA DENGAN LELAKI, apakah ia seorang yg SHOLEH, kafir atau fasik?

Caranya sama... sesuai dengan sarana dan cara yang dibebaskann asal tidak melanggr hkm syara.

Nah, Telpon adalah sarana yang digunaakn untuk tahqidul manath (pendalaman fakta) seperti pada pint-point di atas. Boleh digunakan.

Tapi ingat, SEKALI LAGI, telpon digunakan untuk tujuan pada point-point di atas.

Selebihnya... jika untuk bersenang-senang dan menikmati canda tawa serta sensasi-sensasi saat melakukan komunikasi di telpon..ini akan jatuh pada MENDEKATI ZINA... komunikasilah seperlunya untuk PENDALAMAN FAKTA bukan untuk BERMAIN-MAIN atau BERSENANG-SENANG.

Rasulullah bersabda: “Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan.” (HR Abu Hurairah)

Oleh karena itu, Telpon sebagai wasilah yang asalnya boleh digunakan, jika menghantarkan pada keharaman, hukumnya MENJADI HAROM? Sekali lagi HUKUM MENGGUNAKAN TELPON MENJADI HARAM.

sesuai kaidah usul fikih: wasilah yang dapat menghantarkan pada keharoman, hukumnya harom.

Wallahu A'alam.
(ken Ahmad)
dikutip : http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=132960766728873&id=127037997314310

Hikmah dan Pentingnya Tidur Siang

Hikmah dan Pentingnya Tidur Siang
Selasa, 20 Juli 10


Tidur adalah salah satu dari bukti kebesaran Sang Pencipta Tabaraka Wata’ala. Namun, mengapakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk tidur sebentar di siang hari? Adakah hikmah secara ilmiyah yang terkandung dalam hal tersebut?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan kita untuk tidur sebentar di siang hari. Beliau bersabda :
قيلوا فإن الشياطين لا تقيل
“Lakukanlah Qailulah (tidur siang), karena sesungguhnya syetan itu tidak melakukan qailulah” (HR. Ath-Thabrani)

Penelitian ilmiyah yang baru telah menunjukkan bahwa tidur siangnya seseorang waktu kerja bisa mengurangi resiko masalah jantung yang berbahaya, dan mungkin fatal. Para peneliti mengatakan bahwa tidur siang (qailulah) di tempat kerja bermanfaat bagi jantung, karena bisa mengurangi stress dan goncangan jiwa, dimana pekerjaan adalah merupakan sumber utama stres.

Pada penelitian yang lain, para ilmuwan menekankan bahwa tidur siang sangatlah penting, agar seseorang bisa mengganti yang kurang dari tidur malamnya. Tidur malam tidaklah cukup dan terkadang bisa berbahaya kalau waktunya terlalu lama.

Oleh karena itu para dokter menyarankan untuk bangun malam disertai dengan melakukan sedikit kegiatan dan agar tidak tidur dengan waktu yang lama, karena itu bisa membahayakan jantung.

Marilah kita renungkan hikmah Nabi yang indah dalam hal tidur siang ini dan renungkanlah ayat yang mulia berikut ini yang telah mengabarkan kepada kita tentang bukti kebesaran Allah pada tidur di malam dan siang hari. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :

وَمِنْ آَيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” (Ar-Ruum :23)
Wallahu A’lam

(Diterjemahkan dari tulisan Abdud Da’im al-Kahil di situs www.kaheel7.com, diposting oleh Abu Maryam Abdusshomad) 

Kumpulan Ucapan Selamat Lebaran (Idul Fitri)

oleh Agus Al-Barbasy pada 08 September 2010 jam 15:41
 
 
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Taqobalallahu minnaa wa minkum
Shiyamanaa wa shiyamakum 
Minal ‘aidin wal faizinMohon maaf lahir dan batin
(Bagi yang ingin mengetahui arti kalimat dan doa di atas silakan baca pos berikut ini: Minal ‘aidin wal faizin bukan berarti mohon maaf lahir batin.)
Untuk teman-teman yang belum punya ide atau yang sedang cari ide ucapan lebaran, berikut ini adalah kumpulan ucapan pilihan yang diperoleh dari berbagai sumber. Sebagian diubah atau diperbaiki kalimatnya. Bagi yang tidak ingin ucapan standar, silakan simak yang berikut ini:
Ucapan lebaran 1
Selamat Hari Raya Idul Fitri,
Semoga kita dapat menemukan jati diri
Memperoleh ampunan dan ridho Illahi
Dan kelak mendapat kenikmatan surgawi
Ucapan lebaran 2
Bila kata merangkai dusta…
Bila tingkah menoreh luka…
Bila hati penuh prasangka…
Mohon pintu maaf dibuka…
Ucapan lebaran 3
Waktu mengalir bagaikan air
Ramadhan suci akan berakhir
Tuk salah yg pernah ada
Tuk khilaf berbuah lara
Tuk dusta yg sempat terucap
Pintu maaf selalu kuharap
Ucapan lebaran 4
Satukan tangan, satukan hati
Itulah indahnya silaturahmi
Di hari kemenangan kita padukan
Keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Ucapan lebaran 5:
Terselip khilaf dalam candaku,
Tergores luka dalam tawaku,
Terbelit pilu dalam tingkahku,
Tersinggung rasa dalam bicaraku.
Hari kemenangan telah tiba,
Semoga diampuni salah dan dosa.
Mari bersama bersihkan diri,
sucikan hati di hari Fitri.
Ucapan lebaran 6:
Tiada gembira yang menggelora,
tiada senang yang mengangkasa,
selain kembali pada fitrah dan ampunan-Nya.
Selama Berhari Raya!
Ucapan 7:
Tangan diulur maaf dipinta,
Erat hubungan sesama kita,
Semoga senang dan gembira,
di Hari Raya yang mulia.
Ucapan lebaran 8:
Satu Syawal menjelang tiba,
Takbir bergema mengetarkan jiwa,
Sekiranya ada salah dan dosa,
Ampun dipinta dihari mulia.
Ucapan lebaran 9:
Andai jemari tak sempat berjabat,
Jika raga tak bisa bersua,
Untuk  kata membekas luka,
Semoga pintu maaf masih terbuka.
Ucapan lebaran 10:
Menyambung kasih, merajut cinta,
beralas ikhlas, beratap doa.
Semasa hidup bersimbah khilaf,
berharap diri dibasuh maaf.
Ucapan lebaran 11:
Melati semerbak harum mewangi,
Sebagai penghias di Hari Fitri,
Pesan ini pengganti diri,
Ulurkan tangan silaturahmi.
Selamat Idul Fitri
Ucapan lebaran 12:
Duduk termenung di atas dipan
Dipan terbuat dari kayu jati
Senang diri bisa bermaafan
Leganya sampai ke lubuk hati
Ucapan lebaran 13:
Maaf, aku tidak pandai berpuisi
Jadi langsung saja ke yang inti
dengan tulus dan ikhlas dari sanubari
Saya mengucapkan selamat Idul Fitri
Ucapan lebaran 14:
Beli es di warung bu Rima.
Taruh di piring santap bersama.
SMS sudah saya terima,
teriring pula maksud yang sama.
Minal ‘Aidin wal Faizin..
Mohon maaf lahir batin..
Ucapan lebaran 15:
Tari zapin rentak Melayu
Rentak langkah hitung delapan
Hari Raya di ambang pintu
Silap salah mohon dimaafkan
Ucapan lebaran 16:
Sahur hanya tinggal kenangan,
berganti takbir fitri menjelang.
Aku datang ulurkan tangan,
memohon maaf semua kesalahan.
Ucapan lebaran 17:
Sepuluh jari tersusun rapi,
membawa harum bunga melati.
Niatku ini setulus hati,
memohon maaf  di hari Fitri.
Ucapan lebaran 18:
Bulan Ramadhan telah berlalu
Hari Kemenangan telah datang
Mari bersihkan jiwa dan qalbu
Dari dosa yang bergelimang
Ucapan lebaran 19:
Ramadhan membasuh hati yang berjelaga
Saatnya meraih rahmat dan ampunan-Nya
Untuk lisan dan sikap yang tak terjaga
Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Ucapan lebaran 20:
Faith makes all things possible.
Hope makes all things work.
Love makes all things beautiful.
May you have all of the three.
Happy Iedul Fitri
Terjemahannya secara bebas adalah:
Keimanan membuat segalanya mungkin
Harapan membuat segalanya berjalan
Cinta membuat segalanya indah
Semoga engkau memiliki ketiganya
Selamat Idul Fitri
Ucapan lebaran 21:
I met Iman, Taqwa, Patience, Peace, Joy, Love, Health & Wealth today.
They need a permanent place to stay.
I gave them your address.
Hope they  arrived safely to celebrate Idul Fitri with you.
May Allah bless you  and your family.
Artinya demikian:
Aku bertemu Iman, Taqwa, Sabar, Damai, Gembira, Cinta, Kaya, dan Sehat hari ini. Mereka memerlukan tempat tinggal yang tetap. Aku berikan alamat rumahmu. Semoga mereka sampai dengan selamat untuk merayakan Idul Fitri bersamamu.
Semoga Allah memberkahimu dan keluargamu.
Ucapan lebaran 22:
Let’s write all the mistakes down in the sand
And let the wind of forgiveness erase it away
Happy Idul Fitri!
Dalam bahasa indonesia:
Mari kita tulis semua dosa dan kesalahan di pasir. Dan biarkan hembusan angin kemaafan menghapusnya. Selamat Idul Fitri!
Demikianlah kalimat-kalimat ucapan yang bisa disampaikan pada hari kita berbuka kembali setelah sebulan penuh berpuasa, hari raya Idul Fitri. Semoga bermanfaat.


Syair 1:
Di saat berkilau embun pagi
Dan merekah sinar mentari
Satu kupinta kepada ilaahi
Semoga jiwa kembali suci
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Syair lebaran 2:
Ketika ramadhan telah lepas
Tiada dzikir yang lebih pantas
Selain takbir bagi pemilik ‘Arsy.
Ketika takbir telah bergema
Tiada yang lebih bermakna
Selain pintu maaf yang dibuka.
Selamat lebaran, semoga diterima amalan,
yang ikhlas dilakukan, selama Ramadhan.
Puisi 3:
Ambilah kepompong tamsil puasa
bermula rakus ulat yang hina
berakhir kupu-kupu indah mulia
Selamat lebaran, selamat berhari raya
semoga kembali kita, ke fitrah semula
Syair idul fitri 4:
Kala ramadhan telah pergi
Takbir berkumandang di hari fitri
Lapar dahaga yang kita lalui
Semoga berbalas pahala ilahi
Dengan tangkupan sepuluh jemari
Kumohon maaf setulus hati
Syair hari raya 5:
Gema takbir di hari raya
Bolehlah buat kita gembira
Namun berlalu bulan puasa
Pergilah 1000 bulan pahala
Selamat lebaran
Semoga Allah mengijinkan
Bertemu Ramadhan tahun depan


sumber : http://blog.al-habib.info/id/

Menggapai Lailatul Qadar

Menggapai Lailatul Qadar
senin, 30 agustus 2010


Di dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan terdapat Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang dimuliakan oleh Allah dari malam-malam lainnya. Pada malam itu Allah memberikan keutamaan dan kebaikan yang teramat banyak kepada ummat Islam. Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah menjelaskan tentang malam itu di dalam firman-Nya, artinya,"Haa Miim. Demi Kitab (al-Qur'an) yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami.Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Rabbmu.Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, Rabb Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang menyakini. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan.(Dialah) Rabbmu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu." (QS. ad-Dukhan :1-8)

Allah Subhannahu wa Ta'ala telah menyifati malam itu dengan mubarakah (yang diberkahi) karena banyaknya kebaikan, berkah dan keutamaannya. Di antara berkah itu adalah bahwa al-Qur'an diturunkan pada malam Lailatul Qadr ini. Allah Subhaanahu wa Ta'ala juga menyebutkan bahwa malam itu adalah malam yang di dalamnya dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Allah Subhaanahu wa Ta'ala memerinci di dalam Lauhul Mahfudz agar ditulis para malaikat penulis berbagai hal yang ditetapkan Allah Subhaanahu Wa Ta'ala sepanjang tahun, baik berupa rizki, ajal, kebaikan, keburukan dengan penuh hikmah dengan sangat jelas dan teliti, tanpa ada kekeliruan, kebodohan dan kebatilan. Demikianlah ketetapan Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Allah Subhannahu wa Ta'ala juga telah berfirman, artinya, " Sesungguhnya Kami telah menurunkan nya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. al-Qadr:1-5)

Al Qadr artinya asy-Syarfu wat Ta'dzim (mulia dan agung) dan juga memiliki arti at-Taqdir wal Qadla' (ketetapan dan keputusan). Disebut demikian karena malam itu merupakan malam yang mulia dan agung yang pada malam tersebut Allah menetapkan berbagai perkara penuh hikmah yang terjadi sepanjang tahun.

Berdasarkan ayat,"hatta mathla'i'l fajr, " maka batas lailatul qadr adalah jika telah terbit Fajar (Shubuh) yang menandakan selesainya berbagai aktivitas ibadah malam hari.

Adapun keutamaan Laitul Qadr berdasarkan surat al-Qadr ini adalah sebagai berikut:
  • Bahwasanya Allah menurunkan al-Qur'an pada malam tersebut, yang dengan al-Qur'an itu manusia dapat mengambil petunjuk untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
  • Dalam firman Allah yang berupa pertanyaan, artinya "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"  Menunjukkan kebesaran dan keagungan malam tersebut.
  • Bahwa malam itu lebih baik daripada seribu bulan dalam hal kemuliaan dan keutamaannya.
  • Pada malam itu para malaikat turun, dan tidaklah malaikat turun kecuali dengan membawa kebaikan, berkah dan rahmat.
  • Malam itu penuh dengan keselamatan karena banyak orang yang diselamatkan oleh Allah ƒ¹ƒndari siksa dan adzab disebabkan mereka melakukan berbagai macam ketaatan kepada Allah di malam itu.
  • Bahwa pada malam itu Allah Subhannahu wa Ta'ala menurunkan satu surat yang senantiasa dibaca hingga hari kiamat.
Ada pun keutamaan Lailatul Qadr berdasarkan hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam adalah seperti yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah zbahwa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Barang siapa shalat malam pada malam lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala (ihtisab) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Yang dimaksud dengan iman di sini adalah percaya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala dan kepada apa yang disediakan Allah berupa pahala bagi siapa saja yang menghidupkan malam itu, sedang ihtisab memiliki arti mengharapkan pahala dan balasan. Keutamaan ini akan didapatkan oleh siapa saja, baik yang mengetahui bahwa malam itu adalah Lailatul Qadr atau yang tidak mengetahuinya, karena Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidak mensyaratkan bahwa yang mendapatkan pahala harus orang yang tahu Lailatul Qadr ini.

Lailatul Qadr Ada di Bulan Ramadhan

Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadhan, karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala menurunkan al-Qur'an pada malam itu. Sedangkan Allah telah menjelaskan bahwa turunnya al-Qur'an adalah pada bulan Ramadhan. Allah berfirman, artinya, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan." (QS. al-Qadr:1)

Dalam firman-Nya yang lain disebutkan, artinya,"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an." (QS. al-Baqarah :185)

Berdasarkan ayat ini maka jelas sekali bahwa Lailatul Qadr itu terjadi pada bulan Ramadhan, dan ia terus ada pada ummat ini hingga hari Kiamat berdasarkan hadits riwayat imam Ahmad dan an-Nasa'i dari Abu Dzar dia berkata,"Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang Lailatul Qadr, apakah dia itu di bulan Ramadhan atau lainnya? Maka Nabi n menjawab, "Dia ada di bulan Ramadhan." Abu Dzar zberkata, "Dia ada bersama para nabi selagi mereka masih hidup, maka apabila para nabi meninggal apakah Lailatul Qadr itu diangkat atau tetap ada hingga hari Kiamat? Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Dia tetap ada hingga hari Kiamat."

Akan tetapi besarnya keutamaan dan pahala secara khusus bagi ummat ini hanya Allah Subhannahu wa Ta'ala yang mengetahui nya, sebagaimana ummat ini juga telah dikhusukan dengan hari Jum'at dari hari-hari lainnya dengan berbagai keutamaan -walillahil hamd-

Lailatul Qadr di Sepuluh Akhir Ramadhan

Lailatul Qadr ada pada sepuluh akhir Ramadhan, berdasarkan sabda Nabi saw, "Carilah Lailatul Qadr di sepuluh malam akhir pada bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

Dan kemungkinan terjadi pada malam-malam yang ganjil lebih besar daripada malam-malam yang genap, berdasarkan sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, "Carilah lailatul qadr itu pada malam yang ganjil pada sepuluh akhir dari bulan Ramadhan." (HR. al-Bukhari)

Dan lebih mendekati lagi adalah pada tujuh malam terakhir berdasarkan hadits dari Ibnu Umar bahwa beberapa orang shahabat Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi melihat Lailatul Qadr terjadi pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan. Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Aku melihat bahwa mimpi kalian adalah benar pada tujuh malam terkahir. Maka barang siapa mencarinya maka hendaknya dia mencari pada tujuh malam terakhir." (Muttafaq alaih).

Dan dalam riwayat Muslim Nabi bersabda, "Carilah ia pada sepuluh malam terakhir, jika salah seorang dari kalian merasa lelah atau lemah maka jangan sampai terlewatkan pada tujuh malam yang tersisa."

Dan di antara tujuh malam terakhir yang paling mendekati adalah pada malam ke dua puluh tujuh. Ini berdasarkan hadits Ubay bin Ka'ab dia berkata, " Demi Allah sungguh aku mengetahui mana malam yang pada malam itu kita semua diperintahkan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam untuk melakukan shalat malam, yaitu malam dua puluh tujuh." (HR Muslim).

Lailatul Qadr tidak terjadi pada malam tertentu secara khusus dalam setiap tahunnya, namun berubah-ubah atau berpindah-pindah. Mungkin pada suatu tahun terjadi pada malam dua puluh tujuh dan pada tahun yang lain terjadi pada malam dua puluh lima, dan demikian seterusnya sesuai dengan kehendak Allah Subhannahu wa Ta'ala dan hikmah-Nya. Ini ditunjukkan dalam sebuah sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, "Carilah ia pada sembilan terakhir, atau tujuh terakhir, atau lima terakhir." (HR. al-Bukhari).

Disebutkan di dalam kitab Fathul Bari bahwa malam itu terjadi pada malam yang ganjil pada sepuluh hari terkahir Ramadhan, dan bahwasanya dia berpindah pindah.

Hikmah Dirahasiakannya Lailatul Qadr

Allah Subhannahu wa Ta'ala merahasiakan kapan terjadinya lailatul qadr kepada hamba-hamba-Nya tidak lain adalah sebagai rahmat bagi mereka agar mereka banyak-banyak mengerjakan amal kebaikan dalam rangka mencari malam itu. Yaitu dengan banyak melakukan shalat, dzikir, do'a dan lain-lain sehingga terus bertambah kedekatan nya kepada Allah , dan bertambah pula pahala mereka. Allah juga merahasiakan itu sebagai ujian agar diketahui siapakah yang sungguh- sungguh di dalam mencarinya dan siapa yang bermalas-malasan dan meremehkannya. Karena orang yang berkeinginan mendapatkan sesuatu maka dia pasti akan bersungguh- sungguh untuk memperolehya, tanpa mempedulikan rasa letih dalam rangka menempuh jalan untuk mencapainya.

Hanya saja di antara tanda-tanda yang sempat terlihat pada masa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam adalah bahwasanya beliau bersujud di waktu Shubuh di atas tanah yang basah oleh air, artinya bahwa pada malam itu turun hujan sehingga beliau sujud di atas tanah yang berair.

Lailatul Qadr adalah malam dibukanya seluruh pintu kebaikan, didekatkannya para kekasih Allah, didengarkannya permohonan dan dijawabnya doa. Amal kebaikan pada malam itu ditulis dengan pahala sebesar besarnya, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Maka hendaknya kita berusaha untuk menggapainya.

Sumber: Majalis Syahr Ramadhan hal 104-107, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah (Ibnu Djawari) 
dikutip : http://www.alsofwah.or.id/?pilih=rdnlihat&id=11

Saturday, August 28, 2010

ZAKAT FITRAH

ZAKAT FITRAH

oleh Agus Al-Barbasy pada 27 Agustus 2010 jam 20:12
Artikel Buletin An-Nur :
Zakat Fitrah Jum'at 27-08-2010


Abdullah Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhuma Berkata: "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam Telah mewajibkan zakat fithri dari bulan Ramadhan sebanyak satu sha' kurma, atau satu sha' gandum atas hamba, merdeka, laki-laki, perempuan, kecil maupun dewasa dari orang Islam. (HR. Al-Bukhari 3:473 No.1511 dan muslim : 2:677 No.984)

Definisi:
Zakat fithrah adalah zakat badan yang dikeluarkan pada akhir bulan Ramadhan berupa makanan pokok sebanyak 1 sha' (± 2,042 kg). Mulai diperintahkan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam Pada bulan Sya'ban Tahun 2 H.

Hukum
Zakat fithrah hukumnya wajib sebagaimana disebutkan oleh hadits di atas dan banyak hadits lainnya. Kewajiban ini adalah bagi orang yang mampu membayarkan yaitu orang yang memiliki kelebihan makanan sekeluar-ga pada hari itu (hari idul Fithri)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam memerintahkan zakat fithrah dari anak-anak, orang dewasa, merdeka dan hamba dari orang-orang yang menjadi tanggungan kalian." (HR. Ad-Daruquthni 2: 141, Al-Baihaqi : 4: 165) dari Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhu, Ibnu Syaibah dalam Al-Munshif 4: 37 dengan sanad shahih)

Pembayar
Semua orang yang disebut dalam hadits di atas berkewajiban membayar zakat fithrah: Anak-anak, orang dewasa, laki-laki, perempuan, orang merdeka maupun budak, yaitu semua orang Islam yang mampu membayar. Seorang ayah mengeluarkan untuk dirinya dan anggota keluarga yang menjadi tanggungannya termasuk bayi yang baru lahir pada akhir bulan Ramadhan sebelum matahari terbenam. Sedangkan janin yang belum lahir tidak diwajibkan. Tidak diwajibkan bagi orang yang meninggal sebelum matahari terbenam (malam hari raya Idul Fithri). Bila orang tua hanya mampu membayarkan untuk dirinya sendiri tidak mampu membayarkan zakat anak-anaknya, maka cukup bagi orang tua itu membayar untuk dirinya saja.

Orang tua tidak dituntut (diwajibkan) membayarkan zakat untuk anaknya yang sudah baligh yang kaya atau berkelebihan yang bisa membayar zakat fithrahnya sendiri.

Benda yang dizakatkan
  Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas, benda yang dizakatkan adalah kurma, gandum, atau kismis, beras dll. Yang menjadi bahan makanan pokok bagi daerah setempat.

Abu Said Al-Khudri berkata : Dan makanan kami adalah gandum, kismis, Aqith (susu kering/keju) dan kurma. (Al-Bukhari 3:293, 1515 Muslim 985).

Ukuran 
  Satu sha' yang sesuai dengan sha' penduduk Madinah, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Timbangan itu adalah timbangan penduduk Makkah dan takaran itu adalah takaran penduduk Madinah." (HR. Abu Dawud No. 2340, An Nasa'I : 7:281 dan Al-Baihaqi (6:31) dari Ibnu Umar dengan sanad shahih).

Yaitu sebanding dengan dua kilo empat puluh dua gram (2,042 kg), karena satu sha' = 480 mitsqal, satu mitsqal : 4,25 gram, maka satu sha' sama dengan 480 x 4,25 gram = 2.040 gram atau 2,04 kg.

Waktu
Waktu menyampaikan yang paling utama adalah setelah terbit fajar sebelum shalat Idul Fithri berlangsung, namun sebelum Ramadhan berakhir satu atau dua hari juga diperbolehkan. Ibnu Umar meriwayatkan, bahwa: Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam menyuruh zakat fithri agar ditunaikan sebelum manusia keluar ke shalat Ied. (HR. Al-Bukhari 3:463 No. 1503).

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan kotor dan sebagai pemberian makan bagi kaum miskin, maka siapa yang menunaikan sebelum shalat (Ied) maka itulah zakat yang diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah shalat (Ied) maka itu termasuk sedekah biasa. (HR. Abu Daud 2:111 No. 1609, Ibnu Majah No. 1827, Al-Albani menghasankan dalam Al-Irwa' No. 843).

Jika ada halangan/udzur sehingga tidak bisa menunaikan kecuali setelah shalat, maka hendaklah ditunaikan. Dapat juga dibagikan sehari atau dua hari sebelum Ied sebagaimana dilaksanakan oleh Ibnu Umar (Riwayat Ibnu Khuzaimah 4:83 dari Abdul Warits dari Ayub).

Sesungguhnya Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhu Menyerahkan zakat fithrah kepada orang-orang yang menerimanya (yang mengelolanya). Mereka adalah petugas yang diangkat oleh imam untuk mengumpulkan zakat, demikian itu sebelum idul fithri,satu hari atau dua hari. (HR. Ibnu Khuzaimah 4:83) Saya bertanya: "Kapan Ibnu Umar Menyerahkan zakat fithrah?" Ia menjawab: "Jika petugas sudah siap!" Saya bertanya: "Kapan petugas Siap?" Ia menjawab: "Sebelum Iedul Fitri sehari atau dua hari". (Al-Bukhari/11: 728 No. 6713).

Orang yang berhak menerima zakat fitrah 
  Zakat Fithrah dibagikan kepada fakir miskin, mereka itulah yang diutamakan sebagaimana hadits tersebut diatas. Sebagian ahli fiqih berpendapat zakat fithrah juga untuk: fakir, miskin, amil/petugas, muallaf, budak ingin merdeka, penanggung hutang, pejuang agama Allah, musafir yang butuh bekal. Karena zakat fithrah termasuk zakat yang pembagiannya adalah delapan golongan yang disebut dalam surat At-Taubah ayat 60 (Al-Mughni 4:314).

Namun yang diutamakan adalah menolong faqir miskin yang taat beribadah. Sebab hadits Rasulullah diatas menunjuk fakir miskin. Sedang shadaqah dalam surat At-Taubah : 60 adalah untuk zakat/ shadaqah yang umum/ (maal). (Majmuatul Fatawa: 13: 47)

Tempat Mengeluarkan
  Zakat fithrah harus dikeluarkan atau dibagikan di daerah tempat sendiri, kecuali bila fuqara dan masakin tempat tinggal itu telah terpenuhi sedang di daerah lain banyak fakir miskin atau yang lebih membutuhkan maka boleh dipindah ke daerah tersebut.

Bila sedang dalam bepergian maka dibagikan kepada fakir miskin yang ditemukan pada daerah yang ditemui (ditempati) pada saat itu. Membagikan kepada fakir miskin yang dekat hubungan famili : Saudara, paman dll adalah lebih utama, namun bukan kepada orang tua, kakek, anak dan cucu.

Membagi satu bagian zakat kepada beberapa fakir miskin diperbolehkan, sebagaimana mengumpulkan beberapa bagian zakat (beberapa sha') untuk satu fakir miskin saja. Bila dibagi kepada beberapa orang namun masing-masing hanya mendapat bagian yang sedikit yang tidak mencukupi bagi keluarganya, maka harus dihindari. Namun bila pembagian yang demikian terpaksa dilakukan demi pemerataan maka haruslah ditempuh dan diatur dengan sebijaksana dan sebaik mungkin, sebab syariat yang mulia ini suci dari praktek dan pola yang tidak disetujui oleh akal sehat dan tuntunan yang bijak dari para pendahulu umatnya. (lihat Majmuatul Fatawa : 13:47) "Cukupilah mereka di hari ini dari meminta-minta." (HR. Ad-Daruquthni)

Hikmah
  • Bagi Pribadi Muslim
    • Membersihkan diri orang yang berpuasa dari perkataan dan perbuatan yang kotor dan sia-sia, melatih gemar berinfaq, berpeduli, bersyukur nikmat, qonaah, toleransi.
    • Mengobati penyakit hati, diri pribadi dan sosial seperti: Bakhil, egois, rakus, tamak, iri, cinta dunia, bahkan permusuhan, penjarahan, kerusuhan, propokasi dll.
  • Bagi Masyarakat.
    • Memberi jaminan kecukupan bagi fakir miskin minimal di hari itu dari kesusahan dan meminta-minta, menambah kemakmuran sehingga teratasi anak-anak drop-out, kebodohan dan orang-orang sakit.
    • Mewujudkan keamanan masyarakat yang rukun, harmonis, saling membela, menolong dan mencukupi dalam kebajikan, sehingga terwujud cinta dan iman yang hakiki, maka sukseslah hidup/pembangunan, sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf 17: 96.
    (Waznin Mahfudh).
sumber : http://www.alsofwah.or.id/

Buka Puasa Bersama, Buat apa?

Buka Puasa Bersama, Buat apa?

oleh Agus Al-Barbasy pada 25 Agustus 2010 jam 20:49
 

"Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun." (HR. Ahmad dan An-Nasai serta dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi makan saudaranya sesama mukmin yang lapar, niscaya Allah akanmemberinya buah-buahan Surga. Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi minum saudaranya sesama mukmin yang dahaga, niscaya Allah akan memberinya minuman Rahiqul Makhtum." (HR. At-Tirmidzi dengan sanad hasan)

Maaf..tulisan ini  bukan hendak mengingkari hadits diatas, hanya saja, caranya yang tidak perlu berlebihan, dan tidak "memanfaatkan" Ramadhan sebagai dalih untuk "berpesta"

Ada satu kegiatan yang menurut saya kurang bermanfaat, karena pelaksanaannya yang kadang-kadang justru meninggalkan makna puasa,  tapi sering dilakukan di bulan Ramadhan , buka puasa bersama

Biasanya acara Buka Bersama dilakukan oleh pegawai kantor bersama keluarga, atau kelompok-kelompok kemasyarakatan
Apa yang membuat acara ini menurut saya kurang ..... :
  1. Biasanya dilakukan oleh mereka/kelompok yang bukan dari kalangan tidak mampu
  2. Makanan yang disediakan berbeda dengan makanan sehari-hari3. Sholat menjadi tertunda, terlebih jika tempat pelaksanaan tidak memadai, Sholat terawih bisa jadi prioritas nomor sekian...
Jadi menurut saya
  1. Dana yang ada, kenapa tidak diberikan saja ke panti asuhan atau orang-orang yang tidak mampu...tentunya akan memberikan manfaat - Bagi yang memberi akan mendapat imbalan dari Allah - bagi yang menerima, pasti akan bahagia. "Seutama-utama shadaqah adalah pada bulan Ramadhan." (HR. At-Tirmidzi dari Anas Radhiallaahu anhu ) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Rabb memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) Surga dan (pakaian) sutera." (Al-Insan: 8-12)
  2. Dengan menyiapkan makanan untuk berbuka puasa dan makan malam yang berbeda dari sehari-hari, menurut saya ini tidak sesuai dengan makna puasa itu sendiri, yang ada justru "balas dendam" setelah tidak makan satu hari "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu melaksanakan puasa sebagaimana yang diwajibkan atas kaum sebelummu, agar kamu bertaqwa".
  3. Pahala sholat dan kewajiban lain yang dilipatgandakan dibulan Ramadhan sayang jika disia-siakan, kalau terganggu hanya karena "nanggung" ngobrol dengan teman, makan belum selesai, tempat tidak memadai..rasanya kok bukan alasan yang sesuai....sementara masjid sudah begitu banyak dimana - mana "Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan sepuluh lipat gandanya hingga tujuh ratus lipat gandanya." (HR. Bukhari Muslim). "Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka meng-ucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka." (Al-Furqan: 63-64)
  4. Alasan sebagai sarana mempererat kekeluargaan..."Siapa yang ingin rezekinya dibanyakkan dan umurnya dipanjangkan, hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi!" (HR. Bukhari)
tidak bermaksud mengingkari Hadits tersebut, tapi, apa tidak ada cara lain, apa harus dengan acara makan-makan..masih banyak cara lain yang tentunya bisa lebih bermanfaat bagi siapa saja

sumber = http://prambanan.multiply.com/journal/item/16

Saturday, August 21, 2010

Nikah? Renungkan...

Nikah? Renungkan...

oleh Agus Al-Barbasy pada 20 Agustus 2010 jam 21:21
www.iluvislam.com
Oleh: Sholihin
Editor: agus albarbasy


Pernikahan akan menyingkap tabir rahsia bahawa isteri yang kau nikahi tidak seindah yang diimpikan.
Isterimu bukanlah..semulia Khatijah, setaqwa Aisyah, setabah Fatimah, secantik Zulaikha. Justeru isterimu adalah isteri akhir zaman, yang InsyaAllah akan melahirkan anak soleh dari rahimnya.
Pernikahan mengajarkan kita berkewajipan yang sama;

Isteri menjadi tanah, dan Suami menjadi penaungnya.
Suami menjadi sebuah pondok, dan Isteri menjadi penghuninya.
Saat Isteri menjadi madu, kamu teguk kesegarannya.
Di kala Suami menjadi raja, kau nikmati anggur singgahsananya.
Ketika Isteri menjadi racun, Suami menjadi penawar bisanya.
Pabila Suami menjadi bisa, Isteri bisa jadi penawarnya.

Pernikahan akan menginsafkan kita akan perlunya Iman dan Taqwa kerana memiliki suami tidak se-arif Abu Bakar, seberani Umar Bin Khattab, se-kaya Ustman Bin Affan dan segagah Ali Bin Ab Tholib.
Suami mu adalah..suami akhir zaman yang InsyaAllah, Membimbingmu menempuh jalan yang diredhai Allah.
Namun senantiasalah berikhtiar semoga menjadi suami/isteri yang soleh dan solehah, agar keluargamu akan menjadi keluarga Sakinah, Mawadah, Warrohmah.


Nota ringkas: Wahai wanita solehah, jangan risau akan jodohmu kerana muslimin yang bijaksana takkan terpaut pada wanita hanya kepada kecantikan, lirikan senyuman, pada bicara manja dan menggoda atau pada pujuk rayu seorang wanita yang meruntuhkan imannya. Telah tercatat seungkap nama lelaki di Luh Mahfuz untukmu. Cuma peribadinya ditentukan oleh sejauh mana ketinggian peribadimu. Jika kau tetap di atas jalan yang di redhai-Nya, InsyaAllah si dia turut di jalan yang sama.

Gibah itu Indah ... apa benar??? - ( Hust ngawur!!) -

Gibah itu Indah ... apa benar??? - ( Hust ngawur!!) -

oleh Agus Al-Barbasy pada 17 Agustus 2010 jam 16:30

"Gibah itu indah, ngawur kamu", sentak Inas kuat-kuat kepadaku, ketika puisi yang berjudul gibah itu indah terpampang di mading kampus. Mau tahu puisinya seperti apa?
***
Gibah itu indah.
Gibah itu indah, bisa membuat hubungan kita dengan kawan-kawan menjadi dekat.
Gibah itu indah, karena dilakukan berjama'ah dan atas dasar suka sama suka,
***
Gibah itu indah, karena dengannya sudah tidak ada lagi rahasia diantara kita, dan kita semua menjadi manusia yang sama dan tidak ada kasta. Karena keuntungan dari bergibah adalah semua rahasia bukan menjadi rahasia lagi dan semua rahasia menjadi milik umum. Bukankah hal itu bagus, sehingga masyarakat yang tidak memiliki apa-apa paling tidak punya satu hal yang mereka miliki yaitu berita dari hasil pergibahan sesama wartawan, orang kaya, orang kota, tukang becak, guru dan pengajar.
Semua serentak mengetahui ketika seorang pejabat ketahuan minum teh poci bersama seorang artis dangdut yang berdandan menor, dan gibah itu indah ketika si pejabat melepaskan perintah untuk melakukan penembakan kepada sang wanita, karena sudah tidak tahan lagi dengan pemberitaan buruk mengenai dirinya yang didengar dimana-mana. Hasil dari pergibahan nasional, mengakibatkan rating sebuah infotainment ditelevisi swasta meningkat tajam, mendatangkan banyak iklan dan rejeki bagi banyak orang, dengan caranya yang kejam.
Gibah itu indah sayang, namun berujung neraka. Kita tidak mengetahui kapan pertama kali dilakukan, bila kita mengetahui maka dapat kita peringati, dan berkomitmen untuk tidak menjadi anggota masyarakat yang hidup dengan gibah.
Alkisah, Aisyah, istri Rasul beserta kawannya berpapasan dengan rombongan yang akan pergi ke suatu tempat. Ketika berpapasan Aisyah sedikit bergunjing dengan dirinya sendiri didalam hati ketika melihat wanita yang bertubuh gemuk, Aisyah berkata, "gemuk betul tubuhnya", dan ketika melihat tubuh yang kurus pikirnya, "kurus betul tubuhnya". Dan ketika hal itu diketahui oleh Rasululloh, maka Aisyah diminta untuk membuka mulutnya. Ketika aisyah membuka mulutnya, maka tiba-tiba keluarlah darah kental hitam dari mulut Aisyah yang mulia.

ghibah itu memang indah.tapi,kalo ujungnya neraka,masih beranikah kita?ghibah itu menyenangkan.namun,jika itu hanya menyebar aib saudara,,akankah kita bangga?ghibah itu asyik.tapi, apakah bisa kita tertawa di atas tangis saudara sendiri?so,,hindari ghibahhiasi mulut dengan dzikir pada Allah (sussah, sih)jauhi mereka yang tengah bergosip ria(walah susah)dan inget slalu sama neraka(ah,masih lama)amin....("...'){ judul: sebuah ironi }

Subhanallah, iri rasanya melihat bagaimana Allah menjaga Aisyah. Jika Aisyah melakukan perbuatan yang menurut kita hanya dosa kecil saja, ternyata sudah dihukum oleh ALLOH di dunia. Dan darah hitam yang kental itu menunjukkan bahwa perbuatan Aisyah dalam bergibah itu, walaupun hanya terlintas dipikiran saja, telah dihukum oleh ALLOH.
Bagi kita sebagai sesama wanita, gibah itu merupakan hal yang menyenangkan dan terlihat indah karena mampu membuat kita mungkin memiliki banyak teman karena begitu banyak informasi, berita dan cerita dari kita untuk teman-teman kita. Hal itu semua tanpa kita sadari mampu mempererat ukhuwah, namun sebetulnya gibah itu merupakan sebuah dosa besar yang tidak terlihat langsung korbannya, tapi dampaknya luar biasa. Dan hal itu lagi-lagi ditunjukkan oleh Allah dalam Al Quran Surat Al Hujurat ayat 11 yang berbunyi

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim". (QS.49:11).

Astaghfirullohaladzhiim, yaa Roob, dalam siangmu yang terik ini, hamba memohon kepadamu, untuk menjadi bagian dari hamba-Mu yang mampu menjaga lidahnya untuk selalu berkata baik dan tidak berkata-kata yang membawanya ke neraka.
Gibah itu indah, mempererat ukhuwah tapi dibelakangnya terdapat sengsara berujung neraka.

Ghibah dan Fitnah

Berbicara tentang aib orang lain, jika aib yang dikatakan benar, disebut menggunjing atau ghibah, dan disebut fitnah jika yang dikatakan tidak benar. Manusia memang tidak lepas dari kesalahan dan lupa, manusia bisa saja berbuat khilaf. Bersyukurlah kita sebagai manusia, karena kita hidup di balik tabir, yang oleh Allah SWT dengan kebijakan-Nya digunakan untuk menutupi perbuatan-perbuatan buruk kita. Seandainya saja tabir Ilahi ini diangkat untuk memperlihatkan semua kesalahan dan keburukan kita, niscaya semua orang akan mengetahui semua keburukan-keburukan dan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Yang mengakibatkan masyarakat akan membenci kita.Coba kita tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, bagaimana rasanya apabila kita yang menjadi orang yang digunjingkan/dighibah? Pastinya, tidak akan ada seorangpun yang mau aibnya terbuka. Dan pastinya, tidak ada seorangpun yang senang bila di ghibah/gunjingkan. Dan malah biasanya, ada dari kita yang akan bereaksi marah, apabila mendapati kenyataan dirinya di gunjingkan orang. Karena itulah agama islam melarang kita untuk saling ghibah, menggunjing (membicarakan aib orang lain) apalagi, menfitnah.
Kita harus akui dengan jujur, bahwa ada dari kita yang kadang dalam menyampaikan sesuatu, suka melebih-lebihkan/menambah-nambahkan, entah kenapa, sehingga jarang sekali, kita bisa menyampaikan sesuatu dengan pas, tidak ditambah-tambahkan dan tidak dikurangi. Dalam kaitan dengan ghibah, kalau aib orang yang kita bicarakan itu benar, maka itu disebut ghibah. Namun seringkali ghibah berkembang menjadi sebuah fitnah, karena kebiasaan kita yang suka melebih-lebihkan, menambah-nambahkan omongan. Ketahuilah, omongan yang kita tambah-tambahkan / lebih-lebihkan itulah, yang termasuk fitnah.
Banyak ayat suci Al Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang melarang keras segala bentuk ghibah dan fitnah, antara lain:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS.Al Hujurat [49] ayat 12)

Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta." (Al-Nahl: 105).

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini:
"Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: "engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.
"(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

Muslim dengan muslim lainnya itu bersaudara, tidak boleh mengkhianati, mendustakan dan menghina. Setiap muslim dengan muslim lainnya haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini ! (sambil nabi SAW menunjuk pada dadanya) Cukup disebut seorang itu jahat jika ia mencaci saudaranya sesama muslim (HR. Muslim 2564)

Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Allah SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat." (HR. Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)

Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari fitnah bukan saja terhadap seseorang yang difitnah, tapi juga terhadap masyarakat luas. Di tanah air kita, seringkali terjadi keributan dan kerusuhan yang disebabkan oleh fitnah dan adu domba. Begitu besarnya bahaya dan dosa fitnah, hingga oleh Islam dikategorikannya sebagai perbuatan lebih kejam dari pembunuhan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW lebih mempertegasnya lagi dalam sabdanya, "Tidak akan masuk surga orang yang menghambur-hamburkan fitnah (suka mengadu domba)." (HR Abu Dawud dan At-Thurmudzi).

Untuk itu, marilah kita jauhi segala macam bentuk ghibah, pergunjingan apalagi fitnah. Karena sebuah masalah besar, berawal dari masalah kecil. Ributnya sekelompok warga, seringkali terjadi karena kesalahan atau pertikaian satu orang. Untuk itu, apabila kita mengetahui ada saudara semuslim kita yang melakukan kesalahan, tegurlah secara langsung dan sampaikanlah dengan baik-baik. Apabila ia masih belum juga mampu menyadari kesalahannya, kita doakan semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada-Nya.
Tugas kita sebagai sesama muslim, hanyalah mengingatkan bila ada saudara kita yang tersesat dari jalan yang benar, tapi kita juga harus ingat, bahwa kita tidak akan bisa merubah seseorang menjadi lebih baik, bila orang itu sendiri tidak berusaha merubahnya. Jadi semuanya kita kembalikan kepada Allah SWT.

sumber:
http://www.eramuslim.com/akhwat
http://www.beforedie.com/

"Bersabarlah Demi Redha-Nya"

Subhanallah. Maha suci Allah ... !

Sudah tentu kita hamba yang kerdil ini tidak tahu apa-apa dibandingkan Dia yang Maha Sempurna .. Namun tanpa kita sadari segala persoalan yang timbul dibenak kita sebenarnya telah terjawab dalam firman Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sesuatu, maka Dia juga Maha Mengetahui persoalan yang bakal timbul di pikiran hambaNya. Maka Dia lebih dahulu menjawab persoalan itu dalam ayat-Nya.

_______________________
"kadang-kadang kita berdoa untuk kuat.
tapi, banyak pula dugaan yang datang...
kadang-kadang kita minta cerdas.
tapi, masalah pula yang bertandang..
kadang-kadang kita minta kebahagiaan.
tetapi, huru hara pula menjelang.."

dugaan menjadikan mental kita kuat,
masalah menjadikan kita berfikir,
huru hara menjadikan kita tabah..

SUBHANALLAH !
betapa hebatnya ALLAH
semua aturan ada hikmah tersembunyi


jawaban Allah terhadap persoalan yang kadangkala timbul dalam hidup kita.

Ya Allah... kenapa semua ini terjadi padaku?

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Surah Al-Baqarah : 216)

Ya Allah.. kenapa terlalu berat ujian ini?

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan Kesanggupannya." (Al-Baqarah : 286)

Ya Allah.... terasa kehidupan ini sudah tiada maknanya lagi bagiku.

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Ali Imraan : 139)

"... ..dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (Yusuf : 12)

Ya Allah... bagaimana harus kuhadapi semua ini?

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan
sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk"
(Al-Baqarah : 45)

Ya Allah... apa yang akan kudapat daripada semua ini?

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan
syurga untuk mereka..(At-Taubah : 111)

Ya Allah.... kepada siapa harus ku berharap?

"Cukuplah ! Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."
(Surah At-Taubah : 129)

Ya Allah...berimankah aku?

"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman,"
sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta? (Al-Ankabut : 2-3)

Renungi dan redhalah terhadap ketentuan Allah. Pasti tersingkap hikmah yang tersembunyi di sebalik setiap ujian-Nya. Bersabarlah duhai hati. Moga kita menjadi hamba yang Redha dan diredhai-Nya.

www.iLuvislam.com
Oleh : putri teratai
editor : agus bagus sa

Saturday, July 31, 2010

Negara Palestina itu TIDAK ADA yang ada Negara Israel?

Setelah baca tulisan di voa-islam yang judulnya Menyedihkan, Palestina Telah Dibuang dari Peta Dunia saya langsung coba mengecek peta Palestina lewat http://maps.google.com/ dengan keyword “Masjid Al-Aqsa, Palestina,” dan ternyata hasilnya seperti ini , ( klik gambarnya untuk lebih jelas )




Kami tidak mengerti lokasi dari “Masjid Al-Aqsa, Palestina,”

Saran:
Pastikan semua nama jalan dan kota sudah dieja dengan benar.
Pastikan alamat Anda mencantumkan kota dan negara bagian.
Coba masukkan kode zip.

Tetapi setelah keywordnya diganti dengan “Masjid Al-Aqsa, Jerusalem, Israel.” maka peta akan langsung ngacir menuju TKP yaitu Masjid Al-Aqsa



Jadi tidak berlebihan jika disebut Palestina bukan sebuah negara tetapi sebuah Penjara Terbesar di Dunia

kenapa bisa begitu ???

Menyedihkan, Palestina Telah Dibuang dari Peta Dunia

Semaraknya berita tentang kekejaman tentara Israel terhadap relawan kemanusiaan yang terjadi Minggu (30 Mei 2010) lalu membuat saya tertarik untuk mencari lokasi jalur gaza, tempat saudara muslim kita di palestina di penjarakan atau diblokade secara masive oleh israel.

Berbekal fasilitas Google Earth, saya mencoba menelusuri lokasi-lokasi yang saya inginkan. Tapi sayang sekali, informasi tentang gaza sangat sedikit. Yang lebih mengagetkan lagi, ketika saya coba menelusuri tempat suci kita “Masjid Al-Aqsa, Palestina,” ternyata tidak ada di peta elektronik tersebut. Kata kunci untuk menemukan tempat suci umat muslim itu kini berubah menjadi “Masjid Al-Aqsa, Jerusalem, Israel.” Menyedihkan, Palestina telah dihapus dari peta dunia, diganti dengan nama Israel, sehingga Masjid Al-Aqsha diklaim sebagai milik Israel, bukan Palestina.

Seperti yang pernah diberitakan oleh Al-Quds-Akhbar Al-Adab, majalah mingguan Mesir, bahwa Universitas Kairo akan menghapus nama Palestina dari peta dunia dan menggantikannya dengan Israel. ISRAEL – Kementerian Pariwisata Israel menggunakan sebuah kampanye iklan, yang menyebut “Experience Israel” (Merasakan Israel), dalam sebuah usaha untuk menarik perhatian turis untuk mengunjungi negara tersebut. Tetapi kementerian menghapus secara keseluruhan Palestina dari peta dengan menghapuskan arahan apa pun kepada wilayah Palestina.



Bayangkan saja, kita tidak bisa menemukan Palestina sebagai sebuah negara bahkan namanya saja tidak muncul dan tidak bisa kita temukan di peta. Sebuah langkah keji menghilangkan kedaulatan sebuah negara dan PBB berdiam diri terhadap hal ini. Jadi, Palestina sudah tidak diakui lagi di dunia ini, dan umat Islam pun tak dapat berbuat banyak terhadap hal ini. Menyedihkan?

"…Jadi, Palestina sudah tidak diakui lagi di dunia ini, dan umat Islam pun tak dapat berbuat banyak terhadap hal ini. Menyedihkan!!…"

Ingin mencari lokasi Masjid Al-Aqsa, Palestina? Nanti dulu. Kita harus masukkan kata kuncinya “Al-Aqsa Mosque, Jerusalem” dan lokasinya ada di Israel! Sejak kapan tempat suci kita umat Islam ada di Israel?… Tapi itulah kenyataannya sekarang ini. Kalau seandainya umat silam diperbolehkan ziarah ke tempat suci (Masjid Al-Aqsa), berarti kita mengunjungi Israel? Tambah menyedihkan!! Bila ada demonstrasi meneriakkan nama Palestina, itu hanya sebatas nama di permukaan bibir kita saja karena lokasi sesungguhnya di peta tidak dapat ditemukan.

"….Kalau seandainya umat silam diperbolehkan ziarah ke tempat suci (Masjid Al-Aqsa), berarti kita mengunjungi Israel?.."

Artinya, sebagian rakyat dunia tidak sadar dengan upaya penghilangan kedaulatan sebuah negara. Di samping membinasakan penduduk Palestina, dalam saat yang sama Israel mengambil kesempatan menghilangkan nama Palestina dari peta dunia, hingga akhirnya Palestina benar-benar musnah baik secara penduduk ataupun lokasinya.



Setelah semua yang dilakukan Israel terhadap Palestina, memang tidak ada jalan lagi untuk menerima upaya perdamaian apa pun karena kenyataannya israel tak perduli dengan dunia ini. Ia merasa sudah bisa menguasai dunia dan akan berbuat sekehendak hatinya. Kita umat Islam sudah selayaknya bertindak nyata dengan penghinaan yang sudah sangat melampaui batas ini.

" …Kita umat Islam sudah selayaknya bertindak nyata dengan penghinaan yang sudah sangat melampaui batas ini …."

Aneh sekali, Israel sebagai Zionis yang tidak memiliki negara berdaulat dan menjajah Palestina, akhirnya bisa dengan mudah menduduki dan melenyapkan nama negara jajahannya dari peta dunia.



Tragisnya, PBB sibuk mengupayakan perdamaian untuk apa? Warga dunia yang meneriakkan keadilan Palestina apa gunanya? Jika nama negara yang dimaksud sudah lenyap dari peta dunia. Sangat tidak mungkin PBB tidak mengetahui penghilangan nama Palestina oleh israel, pertanyaannya PBB pura-pura tidak tahu atau memang tidak perduli dan tidak bisa berbuat apa-apa? [Salim Syarief MD]

Kalau ada orang yang berfikiran “ngapain mikirin orang lain yg ribuan mil jaraknya , kita khan bukan orang palestina juga bukan orang arab mending ngurusin dalam negeri atau ngurusin tetangga yang kurang makan”

Ingat Indonesia Hutang Budi Pada Palestina , inilah faktanya :

[Fakta Sejarah] Dukungan Palestina untuk Kemerdekaan Indonesia

Dwitunggal Soekarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI secara de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (secara de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.

Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M.. Zein Hassan Lc.

Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan) , dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.

M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada halaman 40, menjelaskan tentang peran serta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.

Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:

“.., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebarluaskan, bahkan harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya juga menyiarkan.”

Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi “Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia” dan memberi dukungan penuh. Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini.

Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI. Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia , Muhammad Ali Taher.

Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: “Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia ..”

Setelah seruan itu, maka negara daulat yang berani mengakui kedaulatan RI pertama kali oleh Negara Mesir 1949. Pengakuan resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Timur Tengah lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh.

Pengakuan itu membuat RI berdiri sejajar dengan Belanda (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala macam perundingan & pembahasan tentang Indonesia di lembaga internasional.

Dukungan Mengalir Setelah Itu

Setelah itu, sokongan dunia Arab terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi sangat kuat. Para pembesar Mesir, Arab dan Islam membentuk ‘Panitia Pembela Indonesia ‘. Para pemimpin negara dan perwakilannya di lembaga internasional PBB dan Liga Arab sangat gigih mendorong diangkatnya isu Indonesia dalam pembahasan di dalam sidang lembaga tersebut.

Di jalan-jalan terjadi demonstrasi-demonstrasi dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Ketika terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 November 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya , demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur-Tengah khususnya Mesir. Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk para syuhada yang gugur dalam pertempuran yang sangat dahsyat itu.

Yang mencolok dari gerakan massa internasional adalah ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal “Volendam” milik Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port Said.

Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir berkumpul di pelabuhan itu. Mereka menggunakan puluhan motor-boat dengan bendera merah-putih –tanda solidaritas- berkeliaran di permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap motor-motor- boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal “Volendam” milik Belanda yang berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke pelabuhan. Kemudian motor boat besar pengangkut logistik untuk “Volendam” bergerak dengan dijaga oleh 20 orang polisi bersenjata beserta Mr. Blackfield, Konsul Honorer Belanda asal Inggris, dan Direktur perusahaan pengurus kapal Belanda di pelabuhan. Namun hal itu tidak menyurutkan perlawanan para buruh Mesir.

Wartawan ‘Al-Balagh’ pada 10/8/47 melaporkan:

“Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar motor-boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atas deknya. mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar petugas-petugasnya, dan membelokkan motor-boat besar itu kejuruan lain.”

Melihat fenomena itu, majalah TIME (25/1/46) dengan nada salib menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme- Islam di Asia dan Dunia Arab. “Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa.”

Melihat peliknya usaha kita untuk merdeka, semoga bangsa Indonesia yang saat ini merasakan nikmatnya hidup berdaulat tidak melupakan peran bangsa bangsa Arab, khususnya Palestina dalam membantu perdjoeangan kita.




Berikut kutipan pernyataan tokoh dalam buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” :

Dr. Moh. Hatta

“Kemenangan diplomasi Indonesia yang dimulai dari Kairo. Karena dengan pengakuan Mesir dan negara-negara Arab lainnya terhadap Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, segala jalan tertutup bagi Belanda untuk surut kembali atau memungkiri janji, sebagai selalu dilakukannya di masa-masa yang lampau.”

A.H. Nasution

“Karena itu tertjatatlah, bahwa negara-2 Arab jang paling dahulu mengakui RI dan paling dahulu mengirim misi diplomatiknja ke Jogja dan jang paling dahulu memberi bantuan biaja bagi diplomat-2 Indonesia di luar negeri. Mesir, Siria, Irak, Saudi-Arabia, Jemen, memelopori pengakuan de jure RI bersama Afghanistan dan IranTurki mendukung RI. Fakta-2 ini merupakan hasil perdjuangan diplomat-2 revolusi kita. Dan simpati terhadap RI jang tetap luas di negara-2 Timur Tengah merupakan modal perdjuangan kita seterusnja, jang harus terus dibina untuk perdjuangan jang ditentukan oleh UUD ’45 : “ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.**
Wallahua’lam

sumber : http://infokito.wordpress.com/2009/01/17/fakta-sejarah-dukungan-palestina-untuk-kemerdekaan-indonesia/

Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang-orang Mukmin di dalam hal kasih-sayang, sikap welas-asih, dan saling mengasihi, seakan-akan seperti tubuh yang satu. Jika (ada) anggota tubuh merasa sakit, maka akan mengakibatkan seluruh tubuh merasa gelisah dan demam.

Ada hal menarik yang saya baca dari blog tetangga : Jumlah Ummat Islam sedunia, kalau dikurangi jumlah orang Syi’ah dan Ahmadiyyah, sekitar 1 miliar manusia. Jumlah Yahudi hanya sekitar 6 sampai 10 juta jiwa. Perbandingan sekitar 100 : 1. Ummat Islam 100, Yahudi hanya 1. Dengan perbandingan yang tidak manusiawi ini, nyatanya kaum Muslimin kalah terus melawan bangsa teroris itu .

JIHAD SOLUSINYA



Wahai kaum Muslim:

Belum cukup buktikah bahwa Yahudi-Israel adalah penjahat perang? Belum cukup jelaskah bahwa Amerika Serikat (AS) selalu mendukung setiap kekejian dan kebiadaban Yahudi-Israel atas kaum Muslim di Palestina? Belum cukup terangkah bahwa para penguasa Muslim selama ini membiarkan begitu saja–bahkan memfasilitasi–setiap tindakan biadab dan brutal Israel atas bangsa Palestina?

Wahai kaum Muslim:

Sesungguhnya metode membela Palestina saat ini adalah dengan cara memaksa para penguasa Muslim agar memobilisasi pasukan mereka untuk berjihad. Sebab, Allah SWT telah berfirman:

]قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ [

Perangilah mereka (orang-orang kafir), niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian dan menghinakan mereka (QS at-Taubah [9]: 14).

Allah SWT telah mengecam siapapun yang mengabaikan panggilan jihad ini:

]إِلا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا[

Jika kalian tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih (QS at-Taubah [9]: 39).

Wahai kaum Muslim:

Kekejian dan kebrutalan Yahudi Israel sesungguhnya akan terus berulang. Karena itu, umat ini jelas membutuhkan sebuah institusi negara yang kuat, yang bisa menggabungkan seluruh potensi umat Islam; yakni potensi wilayah yang luas, sumber daya manusia dan tentara yang banyak, sumber daya alam yang melimpah serta–yang lebih penting–sumber ideologi yang sahih dan kokoh. Institusi negara yang kuat dan bisa menyatukan semua potensi itu tidak lain adalah Khilafah Islamiyah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.

Khilafahlah yang pasti akan mampu membebaskan Palestina dan menghancurkan institusi Yahudi sekaligus pelindung dan ‘induk semang’-nya, yakni Amerika Serikat. Tanpa adanya institusi negara yang kuat (super power) yang mewujud dalam Negara Khilafah, maka masalah Palestina dan seluruh persoalan yang menimpa umat Islam di seluruh dunia tak akan pernah terselesaikan.

Sebagaimana Khilafah pada masa lalu bisa menjadi pelayan, pengayom dan pelindung umat Islam dari rongrongan dan serangan bangsa-bangsa kafir selama berabad-abad, maka Khilafah pula saat ini dan ke depan yang bisa melakukan hal yang sama. Hanya Khilafahlah yang bisa menghadapi Israel, AS dan sekutu-sekutunyanya, sekaligus membersihkan antek-antek mereka dari seluruh negeri kaum Muslim. Khilafahlah yang akan memimpin dan mengkomandoi 1,5 miliar kaum Muslim di seluruh dunia untuk berjihad. Khilafahlah yang akan melindungi dan mempertahankan seluruh wilayah dan tanah kaum Muslim. Rasulullah saw. telah bersabda:

إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَراَئِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah laksana perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya (HR Muslim).

Sungguh, sekiranya umat ini sadar dan fokus mengembalikan keberadaan Khilafah yang bakal menjadi solusi final atas tragedi Palestina maupun tragedi-tragedi di Dunia Islam lainya, tentu masalahnya tidak akan berlarut-larut seperti saat ini. Karena itu, jangan sekali-kali ragu untuk mendukung para pejuang Khilafah, sekaligus berjuang bersama mereka untuk mewujudkannya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا ِللهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman, sambutlah seruan Allah dan seruan Rasul jika Rasul menyeru kalian untuk menuju sesuatu yang menghidupkan kalian (QS al-Anfal [8]: 24). []

sumber : http://infokito.wordpress.com/ , http://www.voa-islam.com/ & http://hizbut-tahrir.or.id/

dikutip : http://cokiehti.wordpress.com/2010/06/07/negara-palestina-itu-tidak-ada-yang-ada-negara-israel/


Bagikan
Share/Bookmark

Senyum itu Sedekah

Senyum itu Sedekah




Ditulis oleh Abdul Rohim di/pada 20 Mei 2010

Oleh Wiyanto Suud

Rasulullah SAW bersabda bahwa anak keturunan Adam memiliki kewajiban untuk bersedekah setiap harinya sejak matahari mulai terbit. Seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, “Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?”

Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW.” (HR Tirmidzi).

Meskipun ringan, senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR Muslim).

Mungkin kita sering berpikir bahwa sedekah itu berkaitan erat dengan harta benda seperti pemberian uang, pakaian, atau apa pun yang bisa langsung dinikmati penerima dalam bentuk materi. Hal itu juga mungkin yang ada dalam pikiran para sahabat Rasulullah SAW, sehingga mereka sangat gelisah kemudian mempertanyakannya.

Karena itu, tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi mustahil.

Di antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah). Dari Sayyid Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja’far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana.”

Imam Ibnul Qoyyim RA dalam bukunya al-Wabil ash-Shayyib berkata, “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana, walaupun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zalim, atau bahkan orang kafir.”


Bagikan
Share/Bookmark
Share |